greeting

Selamat datang di web kami
Selamat datang di web kami
Selamat datang di web kami
Selamat datang di web kami

Sabtu, 23 Oktober 2010

SBY-Budiono "Lanjutkan"

GAGASAN
SBY-Budiyono "Lanjutkan"
SBY-Budiono adalah presiden yang dipilih dengan cara yang sah dan sesuai dengan Undang-Undang yang berlaku. Tapi kenapa banyak oknum yang ingin melengserkannya. Saya kira Bapak SBY-Budiono itu suda bagus karena berkat jasa pak SBY-Budiono banyak guru-guru swasta yang di sertifikasi gajinya sama dengan PNS (Pegawai Negri Sipil). Di Jepang gajih yang paling besar adalah gajinya guru karena guru adalah "Pahlawan tampa tanda jasa" berkat guru seseorang bisa menjadi Bupati, berkat guru pula orang bisa menjadi Gubernur dan berkat guru juga orang bisa menjadi Presiden. Tapi di Indonesia gaji yang paling renda adalah gajih guru. Itulah Negara kita, yang mulya dihinakan yang hina di mulyakan kata orang jawa, "Seng becik ketampik seng olo ketimo". Memang melakukan sesuatu itu memerlukan sebuah proses. Seseorang yang berjalan seribu langka pasti dimulai dari satu langka, itulah yang dinamakan sebuah proses. Begitu juga dengan Bapak SBY-Budiono, beliau juga perlu untuk memperbaiki dan membangun NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) menjadi negara yang makmur dan sejahtera. Karena pada dasarnya pemimpin adalah pelayan bagi yang di pimpin. Jadi menurut hemat saya, SBY-Budiono "Lanjutkan".

Minggu, 10 Oktober 2010

GaGaSaN

Serigkali kita dapati di jalan raya lubang-lubang kecil yang kita anggap sepele, padahal itu adalah masala yang cukup serius bahkan sampai menyebabkan kecelakaan hingga merenggut nyawa. Oleh sebab itu, dihimbau bagi pengguna roda dua dan roda empat untuk berhati-hati ketika mengemudi di jalan raya dan jangan lupa untuk mentaati tata tertib mengemudi dan lalu lintas yang berlaku, demi keselamatan kalian sendiri dan yang lebih penting lagi adalah himbauan bagi pemerita yang merasa tugasnya memperbaiki jalan raya yang rusak untuk segera memperbaikinya. Sekalipun jalan itu berada di pedesaan yang biasanya kurang diperhatikan oleh pemerintah setempat. Biar tidak seperti tong kosong nyaring bunyinya banyak omong gak ada buktinya, itu semua demi ketertiban dan keselamatan kita bersama menuju pemerinta bijaksana rakyatnya sejahtera. Dan perlu diketahui Rakyat juga manusia, Pejabatpun juga manusia biar tidak Pejabat saja ktika mau lewat jalanya harus seteril Rakyatpun juga harus seteril. Karena rakyat dan pejabat sama-sama manusia yang mempunyai harga diri serta martabat yang tingg

Kamis, 07 Oktober 2010

arti warna

ARTI WARNA
Warnailah Blog Anda

3 June, 2007

Memang tidak ada ketentuan blog Anda harus bagaimana, dan skins apa yang seharusnya digunakan untuk blog Anda jika blog Anda menggunakan tema gembira atau sedih sekalipun. Tapi ada baiknya Anda mengasah kepekaan seni untuk menerapkan tampilan yang pas dengan tema atau isi yang akan Anda tampilkan untuk blog Anda. Hal yang paling mudah untuk menjadi patokan ialah mengenai konsep warna. Warna telah diyakini memiliki representasi yang berbeda-beda terhadap kesan seseorang dalam mempersepsinya.

Dengan kata lain kehadiran simbolis dari suatu warna diartikan berbeda, pada saat-saat tertentu dari warna yang lain.
Contohnya : Seseorang lebih nyaman atau pas menggunakan pakaian berwarna hitam saat dia mengunjungi upacara pemakaman rekannya yang meninggal, dan tentunya dia akan sangat canggung saat pada situasi yang sama menggunakan pakaian berwarna kuning menyala.
Berikut ini ialah keterangan dari simbol warna yang mungkin telah lazim diyakini oleh sebagian masyarakat dan dapat digunakan sebagai awal konsep bagi gagasan penentuan template skins untuk blog Anda.

• Hitam
Perlindungan, pengusiran, sesuatu yang negative, mengikat, kekuatan, formalitas, misteri, kekayaan, ketakutan, kejahatan, ketidakbahagiaan, perasaan yang dalam, kesedihan, kemarahan, sesuatu yang melanggar (underground), modern music, harga diri, anti kemapanan.
Warna hitam sangat baik untuk menambahkan kesan misteri, latar belakang warna hitam dapat menampilkan perspektif dan menampilkan kedalaman. Warna hitam sangat bagus untuk blog yang menampilkan karya seni atau fotografi untuk membantu menekankan pada warna-warna lain.

• Putih
Warna putih menunjukkan kedamaian, pencapaian ketinggian diri, spiritualitas, kedewaan, keperawanan atau kesucian, kesederhanaan kebersihan, tak bersalah, kesempurnaan, keamanan, cahaya, persatuan. Warna putih sangat bagus untuk menampilkan atau menekankan pada warna lain, serta menekankan pada kesederhanaan dan kebersihan.

• Merah
Warna merah, bias jadi merupakan warna yang cukup digemari dimana ia dapat menampilkan kesan energi, kekuatan, hasrat, erotisme, keberanian, symbol dari api, pencapaian tujuan, darah, resiko, ketenaran, cinta, perjuangan, perang, bahaya, kecepatan, panas, perhatian, kekerasan.
Warna merah dapat menyampaikan kecenderungan untuk menampilkan gambar dan teks secara lebih besar dan dekat. Warna merah dapat mengganggu apabila digunakan dengan daerah yang besar dan sebagai ikon warna untuk menunjukkan keberanian seseorang. Warna merah sangat menarik apabila digunakan pada blog yang memiliki tema terkait dengan “energi” seperti mobil/kendaraan bermotor, olahraga dan permainan.

• Biru
Warna biru merujuk pada kesan seperti berikut ini; komunikasi, peruntungan yang baik, kebijakan, perlindungan, inspirasi spiritual, tenang, kelembutan, dinamis, air, laut, kreatifitas, cinta, kedamaian, kepercayaan, loyalitas, kepandaian, panutan, kekuatan dari dalam, kesedihan, kestabilan, kepercayaan diri, kesadaran, pesan, ide, berbagi, idealisme, empati, dingin, konservatisme, persahabatan dan harmoni, serta kasih sayang.
Warna biru memiliki kesan tenang dan menekan keinginan, dimana tidak meminta mata untuk memperhatikan, gambar dan obyek yang berwarna biru, dan pada dasarnya dapat menciptakan perasaan yang dingin dan tenang. Warna biru merupakan warna favorit para pengguna web, karena warna biru dapat menampilkan kekuatan teknologi, kebersihan, udara, langit, air dan laut.
Selain itu warna biru apabila digabungkan dengan warna seperti merah dan kuning dapat memberikan kesan kerpercayaan dan kesehatan.
Jika Anda berkecimpung di bidang kerja yang membutuhkan ide-ide kreatif yang segar, warnai ruang kerja Anda dengan warna biru . Warna ini menggambarkan kesejukan, santai dan tidak hanya memiliki kemampuan menenangkan urat saraf yang tegang tapi juga diketahui meningkatkan kreativitas.

• Hijau
Warna hijau menunjukkan ; warna bumi, penyembuhan fisik, kesuksesan materi, kelimpahan, kesuburan, keajaiban tanaman dan pohon, pertumbuhan, pencapaian personal, kebangkitan, pembaharuan, muda, stabilias, daya tahan, kesegaran, alami, lingkungan, kesehatan, keamanan, rujukan, cinta, keseimbangan, ketenangan, harapan, ketergantungan, persahabatan.
Warna hijau pada web dapat digunakan untuk menetralisir mata dan relaksasi atau menenangkan pikiran, disisi lain dapat merangsang kreatifitas. Hijau sangat nyaman di mata dan dapat membangkitkan suatu visi, suatu obyek yang diatur di atas warna hijau sebagai latar belakang akan terlihat seperti sangat jauh dan memiliki kedalaman.

Untuk lingkungan kantor: hijau sebagai warna keberuntungan dan penuh harmonis. Jika Anda terus menerus menatap komputer atau membaca dokumen terlalu lama, beralihlah melihat nuansa kehijauan untuk beberapa saat, untuk mengistirahatkan mata Anda.

• Ungu
Warna ungu merujuk pada; pengaruh, pandangan ketiga, kekuatan spiritual, pengetahuan yang tersembunyi, aspirasi yang tinggi, kebangsawanan, upacara, misteri, transoformasi, kebijakan, pencerahan, arogan, intuisi, mimpi, ketidaksadaran, telepati, empati, imajinasi, hubungan spiritual, kepercayaan yang dalam, harga diri, independensi, magic atau keajaiban, kontemplasi dan meditasi, ambisi.
Untuk desain web warna ungu dapat digunakan untuk desain yang bersifat feminine khususnya warna ungu muda, serta menciptakan kesan spiritualitas pada suatu web.

• Oranye
Warna oranye menunjukkan : kehangatan, energi, keseimbangan, entusiasme, perluasan, pencapaian bisnis, kariir, kesuksesan, keadilan, penjualan, persahbatan, kesehatan pikiran dan pengetahuan, daya tahan, kegembiraan, gerak cepat, sesuatu yang tumbuh, tekanan social, modal kecil, murah, ktertarikan, independent.
Pada web warna oranye dapat meningkatkan aktifitas mental dan jika menjadi latar belakang akan memberikan kesan obyek akan lebih dekat dan besar. Sangat berguna apabila digunakan untuk memberikan kesan kuat pada elemen yang dianggap penting.

• Merah Muda
Telah banyak diketahui bahwa merah muda merupakan symbol dari kasih sayang dan cinta, selain itu warna ini dapat digunakan untuk ; persahabatan, feminine, kepercayaan, niat baik, pengobatan emosi, damai, perasaan yang sangat halus, perasaan yang manis dan indah.

• Coklat
Warna coklat menunjukkan : persahabatan, kejadian yang khusus, bumi, pemikiran materialis, rumah, lingkungan luar rumah, tidak malah, reliabilitas, kenyamanan, daya tahan, stabilitas, kesederhanaan, kedekatan, maskulin, kedamaian, produktifitas, praktis dan kerja keras.
Warna coklat sangat tidak menarik apabila digunakan tanpa tambahan tekstur dan ornament tertentu, untuk itu kehadirannya harus didukung obyek lain agar menarik.

• Emas
Warna emas mencerminkan; kesehatan, keamanan, kegembiraan, prestise, kebijakan, arti, tujuan, pencarian kedalaman hati, kekuatan mistis, ilmu pengetahuan, perasaan kagum, konsentrasi.

• Abu-abu
Warna abu-abu mencerminkan; keamanan, realiabilitas, kepandaian, tenang dan serius, kesederhanaan, kedewasaan, konservatif, praktis,kesedihan, bosan, professional, kualitas, diam dan tenang












Di tepi kali saya menyinggah
Menghilang penat menahan jerat
Orang tua jangan disanggah
Agar selamat dunia akhirat
Tumbuh merata pohon tebu
Pergi ke pasar membeli daging
Banyak harta miskin ilmu
Bagai rumah tidak berdinding
Pinang muda dibelah dua
Anak burung mati diranggah
Dari muda sampai ke tua
Ajaran baik jangan diubah
Anak ayam turun sepuluh
Mati satu tinggal sembilan
Tuntutlah ilmu dengan sungguh-sungguh
Supaya engkau tidak ketinggalan
Anak ayam turun sembilan
Mati satu tinggal delapan
Ilmu boleh sedikit ketinggalan
Tapi jangan sampai putus harapan
Anak ayam turun delapan
Mati satu tinggal lah tujuh
Hidup harus penuh harapan
Jadikan itu jalan yang dituju
Ada ubi ada talas
Ada budi ada balas
Sebab pulut santan binasa
Sebab mulut badan merana
Jalan kelam disangka terang
Hati kelam disangka suci
Akal pendek banyak dipandang
Janganlah hati kita dikunci
Bunga mawar bunga melati
Kala dicium harum baunya
Banyak cara sembuhkan hati
Baca Quran paham maknanya
Ilmu insan setitik embun
Tiada umat sepandai Nabi
Kala nyawa tinggal diubun
Turutlah ilmu insan nan mati
Ke hulu membuat pagar,
Jangan terpotong batang durian;
Cari guru tempat belajar,
Supaya jangan sesal kemudian.
Tiap nafas tiadalah kekal
Siapkan bekal menjelang wafat
Turutlah Nabi siapkan bekal
Dengan sebar ilmu manfaat
Ikan gabus
ikan kakap
semakin bagus
semakin mantap
pergi ke pantai membawa tikar
harus permisi pada orangtua
anak baik dan anak pintar
pasti disayang oleh semua

Simpangsianam air nya panas
tempat anak dara memncuci kain
hatiku tak akan panas
meskipun dia menjadi milik orang lain

Jambu merah
di dinding
Jangan marah
just kidding
si wawan suka nulis sastra
hai kawan…salam sejahtera
bibir di kulum karna sariawan
assalamualaikum kawan
Anjing menggonggong kafila berlalu
hai kawan jangan bengong mulu
satu titik dua koma
aku memang cantik
bukan kata nya….{narziz mode on…}
Buah cempedak di luar pagar
Ambil galah tolong ambil kan
Kenapa ambil pakai galah
Cempedaknya kan sudah jatuh di luar pagar
Kalau ada sumur di ladang
Bolehlah kita menumpang mandi
Pantes bau badan abang
kamar mandi ada buat apa mandi di lading
Kalau ada jarum yang patah
Jangan di simpan di dalam peti
Kasian banget loe ini
Jarum patah pun masih aja disimpan dalam peti
jeruk purut masak di dahan
Batang selasih condong uratnya
oii jeruk purut engak boleh makan
Nanti sakit perut engak ada obatnya
jalan jalan ke kota pasris
lihat rumah berbaris baris
bu’….jauh amat ampe keparis
di parangtritis juga ada rumah yang berbaris
dari mana datang nya lintah
dari sawah turun ke kali
weleh.. tu’ lintah emng rumah nya dikali
hati hati minu di gelas
kalau terlepas pecah nanti nya
pasti lah pecah
kalau engak pecah cangkir namanya
cinta tak pandang bulu
cinta pun tak pandang bulu
tapi cinta mau pandang doku
Disini bingung
Disana linglung
mangnya enak
engga nyambung
Jaka sembung bawa tinta
Eeehh…engak nyambung ya…??
Jambu merah di dinding
Jangan marah just kidding
Kalau punya gigi ompong
cepat cepat ke dokter gigi
kalau jadi anak sombong
pasti nanti jadi rugi.
hati siapa tak bimbang
situ botak minta dikepang
Buah kedondong
Buah atep
Dulu bencong
sekarang tetepp
Buah semangka buah duren
Nggak nyangka gue keren
Buah semangka buah manggis
Nggak nyangka gue manis
Buah apel
di air payau
Nggak level
layauuuuuuu…..
Disini bingung, Disana linglung
mangnya enak, engga nyambung….
Buah semangka berdaun sirih
Buah ajaib kali yah
Jambu merah di dinding
Jangan marah just kidding
Jauh di mata,dekat dihati
Jauh di hati,dekat dimata
Jauh-dekat tujuh ratus perak
Men sana
in corpore sano
Gue maen kesana,
Elo maen ke sono!
Disana gunung, disini gunung,
Ditengah-tengah bunga melati
Saya bingung kamu pun bingung
Kenapa ada bunga melati
Anak ayam turun ke bumi
Induk ayam naik kelangit
Anak ayam nyari kelangit
Induk ayam nyungsep ke bumi
Jalan-jalan ke pinggir empang
nemu sendok dipinggir empang
hati siapa tak bimbang
situ botak minta dikepang
Buah kedondong Buah atep
Dulu bencong sekarang tetepp
Buah semangka buah duren
Nggak nyangka gue keren
Buah semangka buah manggis
Nggak nyangka gue manis
Buah apel di air payau
Nggak level layauuuuuuu…..
Pohon kelapa, Pohon durian,
Pohon Cemara, Pohon Palem
Pohonnya tinggi-tinggi Bo!
Buah Nanas, Buah bengkoang
Buah jambu, Buah kedondong
Ngerujak dooooooooonggggggg…
Tingkap papan kayu bersegi,
Sampan sakat di Pulau Angsa;
Indah tampan kerana budi,
Tinggi bangsa kerana bahasa.
===========================
Buah berangan masaknya merah,
Kelekati dalam perahu;
Luka di tangan nampak berdarah,
Luka di hati siapa yang tahu.
=============================
Dari mana punai melayang,
Dari paya turun ke padi;
Dari mana datangnya sayang,
Dari mata turun ke hati.
============================
Pucuk pauh delima batu,
Anak sembilang di tapak tangan;
Tuan jauh di negeri satu,
Hilang di mata di hati jangan.
==================================
Kalau tuan jalan ke hulu,
Carikan saya bunga kemboja;
Kalau tuan mati dahulu,
Nantikan saya di pintu syurga.
=========================
Halia ini tanam-tanaman,
Ke barat juga akan condongnya;
Dunia ini pinjam-pinjaman,
Akhirat juga akan sungguhnya.
==========================
Malam ini merendang jagung,
Malam esok merendang serai;
Malam ini kita berkampung,
Malam esok kita bercerai.
========================
jalan-jalan ke kota paris
banyak rumah berbaris-baris
biar mati diujung keris
asal dapat dinda yang manis…
ke cimanggis membeli kopiah
kopiah indah kan kau dapati
begitu banyak gadis yang singgah
hanya dinda yang memikat hati
jika aku seorang pemburu
anak rusa kan kudapati
jika dinda merasa cemburu
tanda cinta masih sejati
darimana datangnya sawah
dari sawah turun ke kali
darimana datangnya cinta
dari mata turun ke hati
============================
Bau-bau jembatan tujuh,,
tempat memungut sebuah lolah,,
kalau adinda udah setujuh,,
tunggulah saya tamat sekolah,,
Pisang nangka buat kolak
Jambu biji diblendrin
Kalo nona tetep galak,
Lebaran depan ga dimaapin
menaiki kereta merknya honda
pergi selayang kerumah hanapi
bila cinta mekar di dada
siang terkenang malam termimpi
anak unta siapa yg punya
menangis iba kehilangan ibu
bila cinta sudah menyapa
rindu mulai membara dikalbu
mulanya duka kini menjadi lara
teman tiada hanyalah sendu
bila rindu mulai membara
itulah tanda cinta berpadu
hati berdetik dalam cahaya,
seperti belati menikam dada
Cinta abadi kekal selamanya
Musim berganti tapi wajah takkan lupa
cinta datang tak berwaktu
perasaan senang,sedih dan pilu tak menentu
semua hadir tanpa permisi
untuk mencoba mengisi hati
hati-hati minum digelas
kalau terlepas pecahlah nanti
cinta hati selalunya ikhlas
cinta buta yang makan hati
cinta tak memandang bulu
cinta juga tak mengenal waktu
rasakan cinta dihatimu
betapa indah mengikis kalbu
bila terluka berkata begitu
hingga terlupa cinta yang suci
cinta manusia memanglah begitu
cinta padaNYA cinta yang sejati
terluka hati karna kata udah biasa
namun terluka karna usia sungguh asa
bila kata dianggap tak bermakna
tapi usia adalah segalanya
Untuk menjadi seorang perwira
Harus bertapa di dalam gua
Kalau cinta kukuh di jiwa
Biar melayang kembali jua
papua tanah impian jiwa
kubermimpi melayang terbang kesana
teman sehati selalu bersua
karena tak bisa terpisahkan begitu saja
panah cinta tlah menancap…
kedua hati pun menyatu…
asmara semakin mendekap…
cinta takkan berlalu…
anak ayam turun ke kali
bermain air riang gembira
betapa senangnya bisa ngejunk lagi
memburu kata mengejar tawa
minum arak pahit rasanya…
tidak cocok untuk anak kuliah…
apalah daya sudah usaha…
belum apa-apa sudah binasah…
sunggulah indah si burung pipit
terbang yang tenang si burung dara
bila ku tahu bercinta sakit
takkan ku mulai dari semula
orang palembang menanam padi
negeri malaka negeri seberang
putus cinta jangan bersedih
dunia ini masih panjang
burung kakatua
hinggap dijendela
siapa yang jatuh cinta
pasti cemburu buta
Burung kakak tua udah tak berdaya
Burung adik muda terbang ke angkasa
Makasi kakek telah berjuang bela negara
Sekarang adek bahagia di hari MERDEKA
kucing kurus mandi dipapan
papan nya sikayu jati
aku kurus bukan karena kurang makan
tetapi mikirin sijantung hati
disana gunung disini gunung
ditengah tengah gunung berapi
kesana bingung kesini bingung
itulah namanya jatuh hati

cinta adalah buta…
buta adalah cinta…
ketik C spasi D…
cape D…
Banyak bunga di taman cuma satu kupetik
Banyak anak perawan cuma Adik yang cantik
Pria:
Banyak bunga di taman cuma satu kupetik
Banyak anak perawan cuma Adik yang cantik
Wanita:
Banyak buah semangka dibawa dalam sampan
Banyak anak jejaka cuma Abang yang tampan
Pria:
Berjuta bintang di langit
Satu yang bercahaya
Berjuta gadis yang cantik
Adiklah yang kucinta
Wanita:
Pandai Abang merayu, hatiku rasa malu
Pria:
Rumah atapnya tinggi terbuat dari bambu
Cuma Adik kupilih dan yang selalu kurindu
Wanita:
Gunung puncaknya tinggi tertutup oleh salju
Memang Abang kupilih dan yang selalu kurindu
=============================
Jika tuan mudik ke hulu
Carikan saya bunga kemboja.
Jika tuan mati dahulu
Nantikan saya di pintu surga.
===============================
Batang buluh berisi santan,
Bunga mawar seri pengantin,
Untung sungguh nasib badan,
Ada penawar zahir batin.
=============================
rancak gagah silat pahlawan
bertahan di kanan menyerang di kiri
tatkala bulan dilindung awan
mengapa pungguk berdiam diri?
============================
coblos PKS:
Wahai teman yang ingin mapan
Jangan anda berpangku tangan
Indonesia pasti maju terdepan
Kalau anda pilih nomor delapan
Duduk sendiri di muka serambi
Sungai Musi di Pulau Harapan
Tekad di hati pilihan diri
So pasti nomor delapan

Ada padi, Ada jagung
Ada singkong, Ada pepaya
Panen ni yeeeeeeeeeeeee!
Disini Gunung, Disana gunung
Banyak amat yah gunungnya…
Disini bingung, Disana linglung
Emangnya enak, engga nyambung….
Sayur sop, Sayur kacang
Meking lop yok yang
Buah semangka berdaun sirih
Buah ajaib kali yah?????????
Kura-kura dalam perahu
Iseng banget tuch kura…
Jalan kaki ke pasar baru
Jauh boooooooooooo….
Jambu merah di dinding
Jangan marah just kidding
jauh di mata,dekat dihati
jauh di hati,dekat dimata
jauh-dekat seribu perak
makan roti pake sambel
makan telor pake garem
kalo ogut lagi kesel
mata ogut suka merem
Nemu gesper, di pinggir jalan
kalo laper, makan tu gesper
Men sana in corpore sano
gue maen kesana,
elo maen ke sono!
hahaha….palelo ijo
disana gunung, disini gunung,
ditengah-tengah bunga melati
saya bingung kamu pun bingung
kenapa ada bunga melati ???!?
Jalan-jalan ke kota paris
lihat rumah berbaris-baris
enak luh jalan jalan melulu
buah kedong-dong buah tomat
Elu bodong amat
buah tomat buah tomat
saos tomat kali
buah duren di pohon beringin
resek banget tuch duren….
ayam kurus bulunya banyak
rugi banget yang beli………
kakak monyonk adik memble
keturunan jelek kali ye…….
bunga melati bunga mawar
bunga mawar bunga melati
aduh pantun ini norak sekali….
wkwkkkwkkwk!!!!

hati2x membeli rokok
karena rokok panjang2x
hati2x memilih cowok
karena cowok mata keranjang

naik sampan
sambil makan kuaci
siapa sich.. yg tampan
kalo bukan saya ainulghozi
he he he
Burung Glatik mati ditusuk
Buat apa cantik klo hatinya busuk…
Ada belek di mpo ati
Biar kate aye jelek tapi baik hati
ubi kayu di belah dua
dimasukin ke dalam cawan
muka lho kaya’ kuda
ko’ brani2 nya ngatain kawan

bibir d kulum
dengan semangka
assalammualaikum
semua….

Tingkap papan kayu bersegi,
Sampan sakat di Pulau Angsa;
Indah tampan kerana budi,
Tinggi bangsa kerana bahasa.
===========================
Buah berangan masaknya merah,
Kelekati dalam perahu;
Luka di tangan nampak berdarah,
Luka di hati siapa yang tahu.
=============================
Dari mana punai melayang,
Dari paya turun ke padi;
Dari mana datangnya sayang,
Dari mata turun ke hati.
============================
Pucuk pauh delima batu,
Anak sembilang di tapak tangan;
Tuan jauh di negeri satu,
Hilang di mata di hati jangan.
==================================
Kalau tuan jalan ke hulu,
Carikan saya bunga kemboja;
Kalau tuan mati dahulu,
Nantikan saya di pintu syurga.
=========================
Halia ini tanam-tanaman,
Ke barat juga akan condongnya;
Dunia ini pinjam-pinjaman,
Akhirat juga akan sungguhnya.
==========================
Malam ini merendang jagung,
Malam esok merendang serai;
Malam ini kita berkampung,
Malam esok kita bercerai.
========================
jalan-jalan ke kota paris
banyak rumah berbaris-baris
biar mati diujung keris
asal dapat dinda yang manis…
ke cimanggis membeli kopiah
kopiah indah kan kau dapati
begitu banyak gadis yang singgah
hanya dinda yang memikat hati
jika aku seorang pemburu
anak rusa kan kudapati
jika dinda merasa cemburu
tanda cinta masih sejati
darimana datangnya sawah
dari sawah turun ke kali
darimana datangnya cinta
dari mata turun ke hati
============================
Bau-bau jembatan tujuh,,
tempat memungut sebuah lolah,,
kalau adinda udah setujuh,,
tunggulah saya tamat sekolah,,
Pisang nangka buat kolak
Jambu biji diblendrin
Kalo nona tetep galak,
Lebaran depan ga dimaapin
menaiki kereta merknya honda
pergi selayang kerumah hanapi
bila cinta mekar di dada
siang terkenang malam termimpi
anak unta siapa yg punya
menangis iba kehilangan ibu
bila cinta sudah menyapa
rindu mulai membara dikalbu
mulanya duka kini menjadi lara
teman tiada hanyalah sendu
bila rindu mulai membara
itulah tanda cinta berpadu
hati berdetik dalam cahaya,
seperti belati menikam dada
Cinta abadi kekal selamanya
Musim berganti tapi wajah takkan lupa
cinta datang tak berwaktu
perasaan senang,sedih dan pilu tak menentu
semua hadir tanpa permisi
untuk mencoba mengisi hati
hati-hati minum digelas
kalau terlepas pecahlah nanti
cinta hati selalunya ikhlas
cinta buta yang makan hati
cinta tak memandang bulu
cinta juga tak mengenal waktu
rasakan cinta dihatimu
betapa indah mengikis kalbu
bila terluka berkata begitu
hingga terlupa cinta yang suci
cinta manusia memanglah begitu
cinta padaNYA cinta yang sejati
terluka hati karna kata udah biasa
namun terluka karna usia sungguh asa
bila kata dianggap tak bermakna
tapi usia adalah segalanya
Untuk menjadi seorang perwira
Harus bertapa di dalam gua
Kalau cinta kukuh di jiwa
Biar melayang kembali jua
papua tanah impian jiwa
kubermimpi melayang terbang kesana
teman sehati selalu bersua
karena tak bisa terpisahkan begitu saja
panah cinta tlah menancap…
kedua hati pun menyatu…
asmara semakin mendekap…
cinta takkan berlalu…
anak ayam turun ke kali
bermain air riang gembira
betapa senangnya bisa ngejunk lagi
memburu kata mengejar tawa
minum arak pahit rasanya…
tidak cocok untuk anak kuliah…
apalah daya sudah usaha…
belum apa-apa sudah binasah…
sunggulah indah si burung pipit
terbang yang tenang si burung dara
bila ku tahu bercinta sakit
takkan ku mulai dari semula
orang palembang menanam padi
negeri malaka negeri seberang
putus cinta jangan bersedih
dunia ini masih panjang
burung kakatua
hinggap dijendela
siapa yang jatuh cinta
pasti cemburu buta
Burung kakak tua udah tak berdaya
Burung adik muda terbang ke angkasa
Makasi kakek telah berjuang bela negara
Sekarang adek bahagia di hari MERDEKA
kucing kurus mandi dipapan
papan nya sikayu jati
aku kurus bukan karena kurang makan
tetapi mikirin sijantung hati
disana gunung disini gunung
ditengah tengah gunung berapi
kesana bingung kesini bingung
itulah namanya jatuh hati
=====================================
cinta adalah buta…
buta adalah cinta…
ketik C spasi D…
cape D…
(Ket: pantun gaya baru,pola AABB)
===================================
Banyak bunga di taman cuma satu kupetik
Banyak anak perawan cuma Adik yang cantik
=======================
Pria:
Banyak bunga di taman cuma satu kupetik
Banyak anak perawan cuma Adik yang cantik
Wanita:
Banyak buah semangka dibawa dalam sampan
Banyak anak jejaka cuma Abang yang tampan
Pria:
Berjuta bintang di langit
Satu yang bercahaya
Berjuta gadis yang cantik
Adiklah yang kucinta
Wanita:
Pandai Abang merayu, hatiku rasa malu
Pria:
Rumah atapnya tinggi terbuat dari bambu
Cuma Adik kupilih dan yang selalu kurindu
Wanita:
Gunung puncaknya tinggi tertutup oleh salju
Memang Abang kupilih dan yang selalu kurindu
=============================
Jika tuan mudik ke hulu
Carikan saya bunga kemboja.
Jika tuan mati dahulu
Nantikan saya di pintu surga.
===============================
Batang buluh berisi santan,
Bunga mawar seri pengantin,
Untung sungguh nasib badan,
Ada penawar zahir batin.
=============================
rancak gagah silat pahlawan
bertahan di kanan menyerang di kiri
tatkala bulan dilindung awan
mengapa pungguk berdiam diri?
============================

Wahai teman yang ingin mapan
Jangan anda berpangku tangan
Indonesia pasti maju terdepan
Kalau anda pilih nomor delapan
Duduk sendiri di muka serambi
Sungai Musi di Pulau Harapan
Tekad di hati pilihan diri
So pasti nomor delapan
Cantik selendang putri melayu
Menata bunga di atas nampan
Kalau ingin Indonesia maju
Pilih saja nomor delapan
Pantun Jawa Lucu
November 17, 2009 • Posted in Aneka Pantun
Parikan Jawa Dan Pantun Jawa Lucu
Numpak sedhan nganggo blangkon
angkutan umum dadi becax
mbiyen premium saiki pertamax
wong luwe ora kongang ngadeg
Wis suwe ora mangan gudheg
wani mbanting oleh dedeg
ayo mancing golek dheleg
ngadeg jejeg nyungggi klapa
ora kaya ewuhe nyunggi duren
ora bisa ngadeg bukane apa-apa
ning merga lemes saking olehe keluwen
Tuku gabah ning Semarang
Gabah garing sekepelan
Ra Masalah wedhok lanang
Sing penting duwe bolongan
Nyolong waja tekan balongan
olehe ngedol adoh tekan SUMUT
Bolongan aja sembarang bolongan
bolongan kudu sing iso ngemut
Saka balongan nganti tekan sumut
mung saderma golek kuthuk
Bolongan apa tah sing isa ngemut
ya kuwi sing di arani tutuk
jare Durno, bojone jaran
dede kulo, anakke setan
Awan-awan mangan gethuk
bubar mangan kok ngantuk
saben dina sangu rantangan
isine rantang katon methuthuk
Aku pancen bubar mangan
ning ora mangan gethuk
Ono Teklek kejegur kalen…
Tinimbang nggolek mendingan balen…
Pit Abang
Pite mas Mantri
Nek ngesun Kembang
aku ya ngantri
Bude teko nggowo bolu…
Ngakune joko anake telu
mangan jadah, enteke telu
najan simbah, adhi kelasmu
Nang medan ana terminal Amplas
yen udan kebanjiran nggo susuh kodok
lha mosok ora nduwe ide babar blas
apa ide kuwi di monopoli kaum ortodoks
siji loro telu papat
lima enem pitu wolu
biji loro tetep hebat
angger kembang melu ngguyu
Siji loro telu
astane sedheku
mirengake simbah mu
menawa di dangu
mangan bakwan anget-anget
dipangan karo lombok abang
awan-awan kok adus kringet
luwih penak yen di dus i kembang
kembang mlati kembang kenongo
ojo ganti, mengko gelo
dondong opo salak
duku cilik cilik
ngandong opo mbecak
mlaku timik timik
Bekicot nempel katok
Nyocot thok
Ndelok Monas seko Tugu
Ben ra panas jejer aku
Wit Gedang Awoh Pakel
Omong Gampang Nglakoni Angel
wit Pakel kesrempet bis kota
najan angel tetep usaha
Jajah deso milangkori
Gadjahbengko cen ngangeni
Nyangking Ember Kiwo-Tengen
Lungguh Jejer Tombo Kangen
Esuk Nyuling Sore Nyuling, Sulinge Arek Surabaya
Esuk eling Sore eling, sing dieling ra rumangsa
Pithik walik mangan peyek
isih cilik betah melek (hi hi hi… ciblek)
PANTUN CINTA
Anak itik mulailah terbang
Ambilkan dedak berilah makan
Janganlah adik merasa bimbang
Segala kehendak abang tunaikan

Membawa peti dari malaka
Berisi pakaian si anak raja
Kalau hati sudah merasa suka
Semua keadaan indah di mata

Ikan batu di atas bara
Pohon selasih di tepi kota
Pikiran buntu badan sengsara
Bila kekasih jauh di mata

Ada budak membuang dedak
Penuh setimba di celah batu
Berdua tidak, bertiga pun tidak
Kekasih hamba hanyalah satu

Di celah batu bunga terselit
Lembut debu bunga seroja
Kasih tuan kasih di kulit
Tanam tebu di bibir saja

Rumah di kota amatlah bersih
Tempat bermain si orang kaya
Berpantang mata berasa kasih
Jumpa yang lain lupakan saya

Pokok selasih pokok bayam
Dalam kepuk buah berangan
Seorang kasih seorang sayang
Tidak bertepuk sebelah tangan

Rumput kuberantas habis rata
Burung serindik mematuk betik
Beribu melintas di depan mata
Hanyalah adik yang paling cantik

Menjadi tamu di hari raya
Penganan sura rasanya tawar
Hendak bertemu apakah daya
Hanya suara menjadi penawar

Dinda cantik tinggi semampai
Dada bidang rambut mengurai
Putih melepak lembut gemulai
Kakanda melihat rasa terkulai

Walau banyak bunga di taman
Bungan mawar masih dikenang
Walau banyak kupunya teman
Dalam hatiku dinda seorang

Pohon selasih tumbuh melata
Tumbuh perdu jauh di sana
Sepasang kasih mabuk bercinta
Siang merindu malam merana

Tinggi-tinggi burung merbuk
Terbang melayang ke tanah rata
Hati teringat mulut menyebut
Wajah terbayang di depan mata

Hujan basah habis pun basah
Duduk sendiri tidak mengapa
Sudah lama kita berpisah
Baru kini kita berjumpa

Bunga saya bunga melati
Bunga-bungaan harum baunya
Kasih saya sepenuh hati
Kasih tuan ke mana hinggapnya

Pungguk terbang di atas awan
Hampir tak terlihat oleh mata
Kalau hati rindu-rinduan
Rindu di hati meronta-ronta

Anak itik di sambar elang
Dari sumur sampai ke kali
Tinggalkan adik abang kan pulang
Panjang umur jumpa kembali

Putri di taman memakai gelang
Rambut berurai bawa mahkota
Bunga idaman disambar orang
Jatuh berderai si air mata

Sayang-sayang mabuk kepayang
Bunga di taman disunting kumbang
Belum dapat abang disayang
Sudah dapat abang dibuang

Melompat belalang di atas kapuk
Melihat orang hendak berperang
Alangkah malang si bujang lapuk
Bunga di tangan disambar orang

Kalau ada sumur di ladang
Mandi jangan di bulan terang
Sudah nasib celaka badan
Tunangan hilang dibawa orang

Ikan di laut garam di darat
Dalam kuali bertemu jua
Hati terpaut janji terikat
Atas pelamin bertemu jua

Ikan di laut asam di darat
Dalam kuali bertemu jua
Orang jauh berkirim surat
Berkali-kali dibaca juga

Sayang selasih tidak berbunga
Engganlah kumbang untuk menyapa
Sayang kekasih tidak setia
Badan merana kini jadinya

Bunga yang malang jaga dirimu
Janganlah layu sebelum kembang
Pupuklah iman dalam hatimu
Kalau kau layu dibuang orang

Ukir-ukirlah si kayu jati
Jadikanlah sebuah jambangan
Pikir-pikirlah sebelum terjadi
Jangan menyesal kemudian

Berbaju batik mata memikat
Melirik senyuman memukau semua
Duhai cantik saya terpikat
Bolehkah tahu siapa namanya

Bunyi lagu membangkit suasana
Bunga mekar di depan mata
Sunyi rasa tak dapat bersama
Kekasih hati jauh di sana

Layang-layang terputus tali
Jatuh ke bumi melayang laju
Duhai kekasih aku berjanji
Aku tercipta hanya untukmu

Hujan turun laut memburu
Dingin malam mengusik kalbu
Biar batu menjadi debu
Aku tetap sayang padamu

Ada jantung ada debaran
Ingin bertanya tetapi malu
Kumenunggu penuh harapan
Sudikah engkau menerimaku

Kelap-kelip bintang bertaburan
Cuma satu yang tampak terang
Sungguh banyak gadis pilihan
Hanya dinda yang paling kusayang

Kelap-kelip bintang bertaburan
Begitu indah bagai berlian
Sungguh banyak gadis menawan
Hanya dinda yang kurindukan

Kelap-kelip di tengah malam
Cahaya bintang sangat menawan
Biar cinta banyak rintangan
Akan kujaga dengan kesetiaan

Kelap-kelip bintang seribu
Indah menawan di tengah malam
Sungguh aku sedang merindu
Rindu di hati yang paling dalam

Kelap-kelip bintang menari
Indahnya bagai mata bidadari
Dinda kuharap menjaga diri
Untuk diriku sampai ku kembali
SASTRAWAN KAMPUS

Sabtu, 28 Agustus 2010
ulasan drama
ANALISIS DIALOG DALAM DRAMA NASKAH LOS BAGADOS DE LOS PENCOS KARYA WS. RENDRA - Document Transcript
1. NAMA : MOCH ZAMRONI NIM : 301212411858 MK : KAJIAN DRAMA ANALISIS DIALOG DALAM DRAMA NASKAH LOS BAGADOS DE LOS PENCOS KARYA WS. RENDRA Landasan Teori Ciri khas suatu drama adalah naskah itu berbentuk cakapan atau dialog. Dalam menyusun dialog ini pengarang harus benar-benar memperhatikan pembicaraan tokoh-tokoh dalam kehidupan sehari-hari. Pembicaraan yang ditulis oleh pengarang naskah drama adalah pembicaraan yang akan diucapkan dan harus pantas untuk diucapkan di atas panggung. Bayangan pentas di atas panggung merupakan mimetik (tiruan) dari kehidupan sehari-hari, maka dialog yang ditulis mencerminkan pembicaraan sehari-hari. Dalam buku “Drama: Teori dan Pengajarannya” karya Herman Waluyo dituliskan bahwa beberapa ciri dialog dalam drama naskah adalah bersifat sebagai berikut :  Ragam Bahasa Lisan / Tutur  Diksi Sesuai Dengan Dramatic-action  Bersifat Estetis  Mewakili Kehidupan Tokoh Pembagian ini menjadi landasan teori dalam menganalisis dialog dalam drama naskah “Los Bagados De Los Pencos”. Yang akan kita lihat lebih jelasnya dalam analisis dibawah ini. 1. Ragam Bahasa Lisan / Tutur Ragam bahasa dalam dialog tokoh-tokoh drama adalah bahasa lisan yang komunikatif dan bukan ragam bahasa tulis. Dari segi gaya, ragam bahasa lisan cenderung kata-katanya lebih bebas dan kalimat-kalimatnya lebih efektif, tetapi kurang tertata rapi. Banyak naskah drama yang sulit dipentaskan karena dialognya bukan ragam bahasa tutur, tetapi ragam bahasa tulis. Adapun dalam naskah “Los Bagados De Los Pencos” kita bisa mendapatkan ciri ini seperti dalam contoh-contoh sebagai berikut :
2. 32. Linus : Dokter Rendra ! kami mohon dengan hormat, dengan amat sangat, agar kekuasaan rumah sakit ini Anda serahkan kepada kami segera. Kekuasaan dan pimpinan rumah sakit ini harus dipilih lewat pemilu, lima tahun sekali. Terapkanlah Pancasila dan UUD 1945 di tempat ini. 33. Dr : Tidak bisa, kalian semua pasien rumah sakit Rendra jiwa. Kalian orang-orang gila, jika Pancasila dan UUD 1945 diterapkan disini, itu namanya menghina ideologi negara. Kalian adalah pasien rumah sakit jiwa, itu berbahaya sekali lagi, tidak bisa. 34. : Dokter yang edan ! Anda tahu betapa kami Linus menderita dan sengsara harus makan bulgur dan daun singkong terus-terusan, kami semua kurang gizi dan makanan. Dari dialog diatas terlihat sekali bahwa bahasa yang digunakan adalah bahasa lisan, dimana pada dialog 32 penuh dengan kalimat-kalimat seru yang berurutan hal ini sangatlah efektif karena tidak banyak kata-kata penjelas tetapi langsung pada inti permasalahan dan pengulangan kalimat perintah secara terus-menerus adalah suatu penegasan yang bisa mengembangkan ekspresi lakon dalam pentas. Begitu juga pada dialog 33 dan 34 meskipun bukan kalimat perintah tetapi kalimat pernyataan, tetapi diulang-ulang sedemikian rupa hingga menjadi lebih tegas untuk menguatkan ekspresi dan gagasan tokoh dalam pentas. Demikian pula dalam dialog di bawah ini : 41. Dedot : Ingat Dokter, ini rumah sakit jiwa. Hukum yang kita anut khusus untuk orang gila. 42. Dr : Tapi tidak boleh ada geng disini. Itu menyalahi Rendra aturan pemerintah dan kopkamtib kalian harus tertib. 43. : Prek prek prek dengan semua ini ! rumah sakit Linus jiwa harus diberi hukum khusus yang berbeda. Hukum di luar rumah sakit ini tidak berlaku bagi kami, dunia di luar rumah sakit ini adalah dunia orang-orang munafik, frustasi, tolol, himokrit, ambisius sekali. Padahal kami adalah orang-orang waras di bawah panji-panji Los Bagados De Los Pencos. Hidup Los Bagados De Los pencos !
3. Dialog diatas memakai kalimat-kalimat yang sangat efektif meskipun tidak serapi bahasa tulisan, karena memang bahasa yang digunakan adalah bahasa tutur/lisan dimana tidak banyak keterangan-keterangan melainkan langsung pada inti permasalahan, namun demikian dalam dialog 43 ada tertulis “prek prek prek” bahasa ini tidaklah mungkin bahasa tulis tetapi bahasa tutur. Juga dalam dialog di bawah ini : 44. Koor : Hidup Los Bagados De Los pencos ! 45. Dr : Apa sih arti dari Los Bagados De Los pencos Rendra itu ? 46. : Dalam bahasa kami artinya kemakmuran dan Emha kedamaian. 47. : Apa yang kalian maksud dengan kemakmuran Dr itu ? 48. Rendra : Kami dapat makan, minum dan tidur tanpa bekerja apa-apa Linus Disini untuk menjelaskan kata “Los Bagados De Los Pencos” tidaklah ditulis secara panjang lebar pada salah satu lakon, melainkan melalui dialog antara dokter dengan pasien sehingga kata yang digunakan cukup singkat tetapi jelas dan utuh. 2. Diksi Sesuai Dengan Dramatic-action Dalam dialog naskah drama diksi hendaknya dipilih sesuai dengan dramatic- action dari plot itu. Diksi berhubungan dengan irama lakon, artinya panjang pendeknya kata-kata dalam dialog berpengaruh terhadap konflik yang dibawakan lakon maupun terhadap irama permainan. Dalam drama Los Bagados De Los Pencos bisa kita lihat dari contoh-contoh dialog berikut : 11. Dr : Eddaaann, benar-benar suatu kemustahilan. 12. Rendra : Tapi menurut hemat saya, ini suatu kemajuan 13. Azwar : Loh kemajuankah ini ? apa maksudmu Pak Dr Mantri ? 14. Rendra : Kemajuan yang sungguh luar biasa. Dokter tahu selama ini yang rajin berdemonstrasi Azwar Cuma mahasiswa dan para pekerja yang menuntut kenaikan gaji mereka. Dalam sejarah baru sekaranglah terjadi demonstrasi orang- orang gila. Ini kemajuan yang luar biasa. 15. : Kemajuan edan-edanan ? Mungkin ini disebabkan karena di rumah sakit Dr ini juga dipelihara sejumlah seniman, mungkin
4. Rendra senimanlah yang kasak kusut sengaja membakar keaadaan. Edan keterlaluan Dari dialog 11 dan 12 dapat kita lihat bahwa kalimat yang digunakan cukup pendek karena untuk menguatkan titik puncak konflik antara dua tokoh diatas, dimana ketika dokter marah marah-marah dan mengumpat tetapi kemudian Azwar malah membuat pernyataan yang sebaliknya, justru ini dibuat sebagai pancingan agar dokter lebih marah, setelah sebelumnya pada dialog 14 kalimatnya lebih panjang untuk menurunkan emosi tokoh sebentar dan pada dialg 15 si dokter makin naik emosinya tepatnya dalam kalimat “Kemajuan edan-edanan ?”. pemilihan kata sesuai dramatic – action juga terdapat dalam contoh dialog berikut : 51. Dr : Contohnya bagaimana ? coba jelaskan kepada Rendra saya ! 52. : Kami boleh memukul Dokter dalam kebebasan, Linus dalam perdamaian. Asal saja dokter tidak merasa dirugikan. 53. : Jadi saya pun bisa memukul kalian jika saya Dr mau ? 54. Rendra : Silahkan Dokter, jika Anda memang berani. Dan pasti Anda akan kami keroyok sampai Linus mati, mau kena ini ? Bagaimana Dokter ? ikut atau tidak ? Disini dialog yag diucapkan cukup singkat-singkat karena efek konflik yang dihasilkan dari dialog ini lebih tinggi diperkuat lagi dengan dialog yang saling berlawanan antara dokter dan pasien. Lain halnya seandainya kalau dialog yang digunakan lebih panjang, tentu efek konflik yang dihasilkan kurang kuat. 3. Bersifat Estetis Dialog harus bersifat estetis, artinya memiliki keindahan bahasa. Kadang- kadang juga dituntut agar bersifat filosofis dan mampu mempengaruhi keindahan. Hal ini disebabkan karena kenyataan yang ditampilkan di pentas harus lebih indah dari kenyataan yang benar-benar terjadai dalam kehidupan sehari-hari. Dalam naskah Los Bagados De Los Pencos bisa kita dapatkan ciri estetis dalam contoh berikut ini : 26. Mayon : Kami tidak butuh vitamin, kami butuh Puyung Hai 27. Emha : Kami tidak butuh vitamin, kami butuh Cap Jai
5. 28. Dedot : Kami tidak butuh vitamin, kami butuh Amoi 29. Shanghaii Koor : Berilah kami Bakso, berilah kami Soto 30. Linus : Hidup Bakso, hidup Soto, hidup Los Bagados De Los pencos 31. Koor : Hidup Los Bagados De Los pencos Dialog diatas sangat diperhatikan kata-katanya untuk nilai estetis, setiap tokoh bergantian mengucapkan kata yang sama dan berakhiran berbeda. Tetapi persajakan nya sama ( puyung hai, cap jai, among sanghai) juga dalam kata berikutnya (bakso, soto) sehingga menghasilkan irama yang enak didengar dan memiliki nilai estetis sebagai darama komedi. Demikian pula dalam dialog berikut : 65. Mayon : Seniman keropos kerjanya ndobos, bos. Bos. 66. Dr : Seniman keropos kerjanya ndobos, bos. Bos. Rendra 67. & Azwar : Seniman Yogya atos-atos, seniman Jakarta Dedot gembos-gembos. 68. : Seniman Yogya atos-atos, seniman Jakarta Dr gembos-gembos. Rendra & Azwar Dialog diatas memakai pengulangan-pengulangan kata yang diperhatikan seksama oleh penulis untuk menghasilkan nilai estetis sebagai drama komedi apalagi kalau ditambah dengan gerakan yang lucu oleh tokoh-tokohnya ditambah dengan musik yang menarik, pasti nilai estetisnya lebih kuat. 4. Mewakili Kehidupan Tokoh Dialog harus hidup, artinya mewakili tokoh-tokoh yang dibawakan. Watak secara psikologis, sosiologis, maupun fisiologis dapat diwakili oleh dialog itu. Dalam drama naskah Los Bagados De Los Pencos dapat ketia temukan ciri ini dalam dialog- dialog berikut ini : 01. Dr : Goblok! Jadi mantri kamu tidak bisa mengatasi Rendra kaum yang sinting dan majnun itu. Bisamu hanya mengadu, hanya melapor melulu dan pada akhirnya rumah sakit ini berantakan. 02. : Biar mampus Dokter, saya tidak kuasa demi Azwar Sigmun Freut, demi Carl Gustaf Jung. Saya sudah berusaha tapi segala-galanya sia-sia.
6. 03. : Tapi kamu ada disini, kamu mantri keamanan Dr yang mengatur stabilitas rumah sakit ini. Kamu Rendra digaji untuk bekerja bukan untuk makan minum dan sekedar tidur belaka 04. : Saya mengerti Dokter, semuanya sudah saya fahami sebagai mantri, dedikasi saya besar Azwar pada rumah sakit ini. Dari dialog diatas kita bisa memahami bahwa tokoh dokter memiliki watak yang perfeksionis, penuntut, dan seorang yang bertipe tau beres. Dan sosok orang yang menilai pekerjaan seseorang melalui materi (Kamu digaji untuk bekerja bukan untuk makan minum dan sekedar tidur belaka), karena karakter tersebut ada dalam dialog 01 maupun dialog 03 yang diucapkan oleh dokter kepada Azwar. Sedangkan sosok Azwar adalah sosok yang penurut, selalu berusaha bersikap baik kepada atasannya, dan sedikit memiliki sifat yang percaya diri (dedikasi saya besar pada rumah sakit ini). Dan Azwar adalah tokoh yang suka membaca filsafat tergambar dalam dialog “demi Sigmun Freut, demi Carl Gustaf Jung”. Lain halnya dalam dialog berikut ini : 18. Linus : Lapor Dokter, akibat ketiadaan alat tulis- menulis, maka saya sampaikan tuntutan secara lisan. 19. Dr : Marilah Dokter ikuti kami ke tiang gantungan ! Rendra Astaga. Mengapa saya harus digantung ? Nampak dari dialog diatas bahwa Linus adalah tokoh yang tidak banyak bicara, tetapi lugas, langsung pada persoalan, dan dia adalah sosok yang pengancam jelasnya bisa kita lihat dalam dialog 18 dimana setelah tokoh Linus menyampaikan latar belakang dia langsung menyampaikan tuntutan sekaligus mengancam. Penutup Dialog merupakan salah satu aspek yang esensial yang ada dalam drama. Unsur ini juga merupakan unsur yang memberikan warna tersendiri antara drama dengan karya sastra yang lainnya. Prosa diksi memiliki dialog yang terbatas sebab masih dapat dijabarkan melalui deskripsi. Dengan demikian, dapat dikatan bahwa dialog memiliki fungsi mengembangkan karakter dan elemen pemantau lakon. Karena
7. itu dalam naskah drama, dialog merupakan masalah dan elemen yang tidak bisa dikesampingkan . dalm arti bahwa dialog adalah elemen primer.
Bab II Pembahasan
2.1 Analisis Drama Para Jahanam
a Aspek Sintaksis
• Sinopsis drama Para Jahanam
Drama ini menceritakan kehidupan sebuah keluarga miskin yang tinggal dilinhkungan kumuh dan gubuk-gubuk yang reot di tepi kali comberan. Bau busuk hampir menyeruak tercium setiap pagi mengawali hari-hari mereka. Bagi mereka hidup adalah untuk bersenang-senang dan makan.
Sebuah keluarga tersebut terdiri dari seorang suami yang bernama Johari yang pekerjaannya setiap hari hanya melamun dan memikirkan wangsit yang datang padanya setiap kali dia mimpi. Sia menggunakan wangsit itu untuk memasang togel. Seorang istri yang bernama tumiyah seperti layaknya kehisupan istri biasanya yang pekerjaannya mengomel jika bahan makanan tidak ada dan minyak tanah tidak tersedia untuk memasak sementara sang suami kerjaanya hanya menuggu wangsit. Keluarga tersebut mempunyai anak laki-laki bernama Ujang yang hobinya pmengambil uang simpanan ibunya. Anak perempuan keluarga tersebut bernama Ros yang dia sudah bisa cari uang itupun pemberian dari pacarnya. Uang itu ia gunakan untuk makan dan membeli kosmetik.
Pak Johari selalu menghayalakan tinggal di rumah mewah perumahan Griya. Kalu dia menang togel kali ini dia akan membawa istrinya pindah ke rumah mewah itu dan bercengkrama dengan istrinya disana. Wangsit Pak johari ternyata meleset dia gagal, akhirnya Pak Johari pun mabuk dana baying istrinya yang bercengkarama dengannya di rumah mewah terbayang tetapi waktu di rumah bukannya masukk ke kamar istrinya malah dia salah masuk ke kamar anaknya Ros.
• Drama konvensional atau inkonvensional
Drama ini termasuk naskah drama konvensional karena drama ini masih mempertahankan bentuk asli keasaan sosial yang sitiru dari naskah tersebut.

• Skema Aktan dan Model Fungsional Drama Para Jahanam
Skema Aktan
Pengirim Objek Penerima
Wangsit Pak Johari tinggal di Griya Arta Pak Johari







Penolong Subjek Penentang
ramalan pak johari Pak Johari Tumiyah
si kontan Ros, Ujang
Model Fungsional

Situasi Awal Transformasi Situasi Akhir
Tahapan Uji Kecakapan Tahap Utama Tahap Keberhasilan
Pak Johari terlihat sibuk dengan tumpukan kertas yang ada di hadapannya, tiba-tiba dia ingat sesuatu syair yang dia buat karena tidak menemukan Pak Johari memanggil istriny. Pak Jaohari ingin tinggal di Griya Arta Pak Johari memikirkan merah selima lgi dan mulai menyambungkan mimpinya semalam tentang kalkun arab, namun istrinya Tumiyah marah apa tidak ada pekerjaan lain selain meramu syair-syairmu itu. Pak johari hampir selesai meramu syair-syairnya menjadi sebuah angka yang dianggapnya akan menjadi keberuntungannya hari itu. Pak johari ternyata wangsitnya gagal jadi dia tidak berhasil tinggal di Griya Arta yang mewah dan dapat bercengkrama dengan istrinya. Pak Johari gagal tinggal di Griya Arta.

b Aspek Semantik
• Watak para tokoh
Pak Johari pemalas seperti dalam dialog tumiyah” pa tidak ada pekerjaan lain selain meramal syair-syairmu itu, Pak Tua apa kau piker akan makan dengan berada si rumah terus, he? Ke pasar ke kemana saja. Aku sudah tak punya minyak tanah”
Tumiyah wataknya cerewet, pemarah seperti pada kalimat”tiba-tiba Tumiyah datang membawa ember plasti sambil emmbanting daun pintu tak ayal sumpah serapah keluar dari mulutnya sendiri”
Ujang wataknya suka mencuri, tidak menurut, tukang ngintipseperti pada kalimat”uangku yang 3000 perakyang kusimpan di lemari sudah dicuri ole si Ujang” lalu pada kalimat” kenapa bajumu basah?heh, aaa aku tahu, kau pasti ngintip janda kembang itu nmansi ya?”
Ros wataknya suka dandan dan pelit. Bisa dilihat pada kalimat” ros datang dengan membawa nasi bungkus dan memakannya sendiri dengan enak” dan pada kalimat Uangku hanya tinggal 2000 perak buat beli viva, bedakku habis”.
• Latar ruang dan waktu
Latar ruang : sebuah gubuk reot tepi comberan.
Latar waktu: pagi hari pada kalimat “pagi-pagi sudah mencuri”, siang hari pada kalimat “hingga pukul 12.00 siang, Kontan belum muncul”, malam hari pada kalimat” malam telah larut lampu miyak telah lama dinyalakan”.
• Tema drama
Setelah emmbaca drama Para Jahanam, drama ini mempunyai tema tentang kehidupan sosial.
c Aspek Pragmatik.
Bahasa yang digunakan para tokoh relatifekspresip dan lugas tidak berbelit-belit. Contoh:Ros: Enak saja bang Nasrul yang kasih aku lima ribu.
Johari: Keparat!Awas kamu Ros, aku doakan kamu nyahok dengan Nasrul.
8. Bab III Penutup
9.
3.1 Simpulan
Simpulan dari naskah drama diats lebih ke kehidupan soasial doimana naskah drama ini menceritakan bagimana kehidupan dikalangan masyarakat bawah yang tinggalnya di gubuk reot yang terbuat dari triplik dan kardus-kardus bekas. Mereka hidup hanya untuk makan dan bersenang-senang karena hidup mereka sudah susah masih untung bisamakan juga.
3.2 Saran
Dalam penulisan makalah ini tentunya tidak terlepas dari kekurangan dan kelebihan yang ada didalamnya. Untuk itu penyusun mohon kerjasamanya.


Daftar Pustaka
Teeuw, A.2003.Sastra dan Ilmu Sastra. Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya.
Wellek, Rene & Austin Warren.1993. Teori Kesussastraan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka.
Luxemberg, Jan Van .1991. Tentang Sastra. Jakrta: Intermasa.
Pradopo, Rachanta Djoko. 2007. Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik, dan Penerapannya.Yogyakarta:Pustaka Pelajar.
www.google.

naska monolog

Monolog
Kasir Kita
Arifin C Noer

Ruang tengah dari sebuah ruang yang cukup menyenangkan, buat suatu keluarga yang tidak begitu rakus. Lumayan keadaannya, sebab lumayan pula penghasilan si pemiliknya. Sebagai seorang kasir di sebuah kantor dagang yang lumayan pula besarnya. Kasir kita itu bernama Misbach Jazuli
Sandiwara ini ditulis khusus untuk latihan bermain. Sebab itu sangat sederhana sekali. Dan sangat kecil sekali. Dan sandiwara ini kita mulai pada suatu pagi. Mestinya pada suatu pagi itu ia sudah duduk dekat kasregisternya di kantornya, tapi pagi itu ia masih berada di ruang tengahnya, kelihatan lesu seperti wajahnya.
Tas sudah dijinjingnya dan ia sudah melangkah hendak pergi. Tapi urung lagi untuk yang kesekian kalinya. Dia bersiul sumbang untuk mengatasi kegelisahannya. Tapi tak berhasil.
Saudara-saudara yang terhormat. Sungguh sayang sekali, sandiwara yang saya mainkan ini sangat lemah sekali. Pengarangnya menerangkan bahwa kelemahannya, maksud saya kelemahan cerita ini disebabkan ia sendiri belum pernah mengalaminya; ini. Ya, betapa tidak saudara? Sangat susah.

Diletakkannya tasnya

Saya sangat susah sekali sebab istri saya sangat cantik sekali. Kecantikannya itulah yang menyebabkan saya jadi susah dan hampir gila. Sungguh mati, saudara. Dia sangat cantik sekali. Sangat jarang Tuhan menciptakan perempuan cantik. Disengaja. Sebab perempuan-perempuan jenis itu hanya menyusahkan dunia. Luar biasa, saudara. Bukan main cantiknya istri saya itu. Hampir-hampir saya sendiri tidak percaya bahwa dia itu istri saya.

Saya berani sumpah! Dulu sebelum dia menjadi istri saya tatkala saya bertemu pandang pertama kalinya disuatu pesta berkata saya dalam hati : maulah saya meyobek telinga kiri saya dan saya berikan padanya sebagai mas kawin kalau suatu saat nanti ia mau menjadi istri saya. Tuhan Maha Pemurah. Kemauan Tuhan selamanya sulit diterka. Sedikit banyak rupanya suka akan surpraise.

Buktinya? Meskipun telinga saya masih utuh, toh saya telah berumah tangga dengan Supraba selama lima tahun lebih.

Aduh cantiknya.
Saya berani mempertaruhkan kepala saya bahwa bidadari itu akan tetap bidadari walaupun ia telah melahirkan anak saya yang nomer dua, saya hampir tidak percaya pada apa yang saya lihat. Tubuh yang terbaring itu masih sedemikian utuhnya. Caaaaannnnttiiik.

Ah kata cantikpun tak dapat pula untuk menyebutkan keajaibannya. Cobalah. Seandainya suatu ketika gadis-gadis sekolah berkumpul dan istri saya berada diantara mereka, saya yakin, saudara-saudara pasti memilih istri saya, biarpun saudara tahu bahwa dia seorang janda.
Lesu.

Ya, saudara. Kami telah bercerai dua bulan lalu. Inilah kebodohan sejati dari seorang lelaki. Kalau saja amarah itu tak datang dalam kepala, tak mungkin saya akan sebodoh itu menceraikan perempuan ajaib itu.

Semua orang yang waras akan menyesali perbuatan saya, kecuali para koruptor, sebab mereka tak mampu lagi menyaksikan harmoni dalam hidup ini. Padahal harmoni adalah keindahan itu sendiri. Dan istri saya, harmonis dalam segala hal. Sempurna.

Menarik napas.

Bau parfumnya! Baunya! Seribu bunga sedap malam di kala malam, seribu melati di suatu pagi. Segar, segar!
Telepon berdering.

Itu dia! Sebentar (ragu-ragu) Selama seminggu ini setiap pagi ia selalu menelpon. Selalu ditanyakannya :”Sarapan apa kau, mas” Kemarin saya menjawab :”Nasi putih dengan goreng otak sapi”
Pagi ini saya akan menjawab .....

Mengangkat gagang telepon

Misbach Jazuli disini. Hallo? Hallo! Halloooo!

Meletakkan pesawat telepon

Salah sambung. Gilaa! Saya marah sekali. Penelpon itu tak tahu perasaan sama sekali.

Tiba-tiba
Oh ya! Jam berapa sekarang?

Gugup melihat arloji

Tepat! Delapan seperempat. Saya telah terlambat tiga perempat jam. Maaf saya harus ke kantor. Lain kali kita sambung cerita ini atau datanglah ke kantor saya, PT Dwi Warna di jalan Merdeka. Tanyakan saja disana nama saya, kasir Jazuli. Maaf. Sampai ketemu.
Melangkah cepat. Sampai di pintu sebentar ia ragu. Tapi kemudian ia terus juga.
Agak lama, kasir kita masuk lagi dengan lesu.

Mudah mudahan perdagangan internasional dan perdagangan nasional tidak terganggu meskipun hari ini saya telah memutuskan tidak masuk kantor.

Tidak, saudara! Saudara tidak bisa seenaknya mencap saya punya bakat pemalas. Saudara bisa bertanya kepada pak Sukandar kepala saya, tentang diri Misbah Jazuli.

Tentu pak Sukandar segera mencari kata-kata yang terbaik untuk menghormati kerajinan dan kecermatan saya. Kalau saudara mau percaya, hari inilah hari pertama saya membolos sejak enam tahun lebih saya bekerja di PT Dwi Warna.
Seperti saudara saksikan sendiri badan saya sedemikian lesunya, bukan? Tuhanku! Ya, hanya Tuhanlah yang tahu apa yang terjadi dalam diri saya. Saya rindu pada istri saya dan sedang ditimpa rasa penyesalan dan saya takut masuk kantor berhubung pertanggung jawaban keuangan....
Telepon berdering.
Sekarang pasti dia!
Menuju pesawat telepon

Saya sendiri tidak tahu kenapa selama seminggu ini ia selalu menelpon saya.
Apa mungkin ia mengajak rukun dan rujuk kembali...tak tahulah saya. Saya sendiri pun terus mengharap ia kembali dan, tapi tidak! Saya tak boleh menghina diri sendiri begitu bodoh! Bukan saya yang salah. Dia yang salah. Yang menyebabkan peristiwa perceraian ini bukan saya tapi dia. Dia yang salah. Sebab itu dia yang selayaknya minta maaf pada saya. Ya, dia harus minta maaf.

Toch saya laki-laki berharga : saya punya penghasilan yang cukup.
Laki-laki gampang saja menarik perempuan sekalipun sudah sepuluh kali beristri. Pandang perempuan dengan pasti, air muka disegarkan dengan sedikit senyum, dan suatu saat berpura-pura berpikir menimbang kecantikannya dan kemudian pandang lagi, dan pandang lagi, dan jangan sekali kali kasar, wajah lembut seperti waktu kita berdoa dan kalau perempuan itu menundukkan kepalanya berarti laso kita telah menjerat lehernya. Beres!

Nah, saya cukup punya martabat, bukan? Dan lagi dia yang salah! Ingat, dia yang salah. Nah, saudara tentu sudah tahu tentang sifat saya. Saya sombong seperti umumnya laki-laki dan kesombongan saya mungkin juga karena sedikit rasa rendah diri, tidak! Bukankah saya punya tampang tidak begitu jelek?

Telepon berdering lagi.

Pasti isteri saya
Menarik napas panjang

Saya telah mencium bau bedaknya. Demikian wanginya sehingga saya yakin kulitnya yang menyebabkan bedak itu wangi. Oh, apa yang sebaiknya saya katakan?

Tidak! Saya harus tahu harga diri. Kalau dia ku maafkan niscaya akan semakin kurang ajar. Saudara tahu? Mengapa semua ini bisa terjadi? Oh, kecantikan itu! Ah! Bangsat! Selama ini saya diusiknya dengan perasaan-perasaan yang gila. Bangsat!

Saudara tahu? Dia telah berhubungan lagi dengan pacarnya ketika di SMA! Ya, memang saya tidak tahu benar, betul tidaknya prasangka itu. Tapi cobalah bayangkan betapa besar perasaan saya. Suatu hari secara kebetulan saya pulang dari kantor lebih cepat dari biasanya dan apa yang saya dapati? Laki-laki itu ada di sini dan sedang tertawa-tawa. Dengar! Tertawa-tawa. Ya, Tuhan. Cemburuku mulai menyerang lagi. Perasaan cemburu yang luar biasa.

Telepon berdering lagi.

Pasti dia.
Mengangkat gagang telepon.


Misbach Jazuli di sini, hallo?

Segera menjauhkan pesawat telepon dari telinganya.

Inilah ular yang menggoda Adam dahulu. Perempuan itu menelepon dalam keadaan aku begini. Jahanam! (kasar) Ya, saya Jazuli, ada apa? Nanti dulu. Jangan dulu kau memakai kata-kata cinta yang membuat kaki gemetar itu! Dengar dulu! Apa perempuan biadap! Kau telah menghancurkan kejujuranku! Dengarkan! Kau telah menghancurkan kejujuranku! Dengarkan! Kau telah menyebabkan semuanya semakin berantakan dan membuat aku gelisah dan takut seperti buronan!

Meletakkan pesawat dengan marah.

Betapa saya marah. Sesudah beberapa puluh juta uang kantor saya pakai berpoya-poya, apakah ia mengharap saya mengangkat lemari besi itu ke rumahnya. Gila!
Ya, saudara. Saya telah berhubungan dengan seorang perempuan, beberapa hari setelah saya bertengkar di pengadilan agama itu. Saya tertipu. Uang saya ludes, uang kantor ludes. Tapi saya masih bisa bersyukur sebab lumpur itu baru mengenai betis saya. Setengah bulan yang lalu saya terjaga dari mimpi edan itu. Betapa saya terkejut, waktu menghitung beberapa juta uang kantor katut. Dan sejak itulah saya ingat isteri saya. Dan saya mendengar tangis anak-anak saya. Tambahan lagi isteri saya selalu menelepon sejak seminggu belakangan ini.
Tuhanku! Bulan ini bulan Desember, beberapa hari lagi kantor saya mengadakan stock opname. Inilah penderitaan itu.

Memandang potret di atas rak buku.

Sejak seminggu yang lalu saya pegang lagi potret itu. Tuhan, apakah saya mesti menjadi penyair untuk mengutarakan sengsara badan dan sengsara jiwa ini?

Apabila anak-anak telah tidur semua, dia duduk di sini di samping saya. Dia membuka-buka majalah dan saya membaca surat kabar. Pabila suatu saat mata kami bertemu maka kami pun sama-sama tersenyum. Lalu saya berkata lembut : “Manis, kau belum mengantuk?” Wajahnya yang mentakjubkan itu menggeleng-geleng indah dan manis sekali. Dia berkata, juga dengan lembut : “Aku hanya menunggu kau, mas” Saya tersenyum dan saya berkata lagi : “Aku hanya membaca koran, manis” Dan lalu ia berkata : “ Aku akan menunggui kau membaca koran, mas” Kemudian kami pun sama-sama tersenyum bagai merpati jantan dan betina.

Kubelai rambutnya yang halus mulus itu. Duuh wanginya. Nyamannya. Lautan minyak wangi yang memingsankan dan membius sukma. Apabila dia berkata seraya menengadah “Mas”. Maka segera kupadamkan lampu di sini dan lewat jendela kaca kami menyaksikan pekarangan dengan bunga-bunga yang kabur, dan langit biru bening dimana purnama yang kuning telor ayam itu merangkak-rangkak dari ranting keranting.

Tiba-tiba ganti nada.

Hah, saya baru saja telah menjadi penyair cengeng untuk mengenang semua itu. Tidak-tidak! Laki-laku itu ............, sebentar. Saya belum menelepon ke kantor bukan ? Sebentar.

Diangkatnya pesawat telepon itu ! memutar nomornya.

Hallo, minta 1237 utara. Hallo ! ....... Saudara Anief ... ? Kebetulan .... Ya, ya, mungkin pula influenza. (batuk-batuk-dan menyedot hidungnya) Yang pasti batuk dan pilek. Saudara....ya?....Ya, ya saudara Anief, saya akan merasa senang sekali kalau saudara sudi memintakan pamit saya kepada pak Sukandar....Terima kasih...Ya? Apa? Saudara bertemu dengan isteri saya disebuah restoran?
Nada suaranya naik.

Apa? Dengan laki-laki? (menahan amarahnya) Tentu saja saya tidak boleh marah, saudara. Dia bukan istri saya. Ya, ya...Hallo! Ya, jangan lupa pesan saya pada pak Sukandar.
batuk dan menyedot hidungnya lagi

Saya sakit. Ya, pilek. Terima kasih.

Meletakan pesawat telepon.

Seharusnya saya tak boleh marah. Bukankah dia bukan isteri saya lagi? Ah, persetan : pokoknya saya marah! Persetan : cemburuan kumat lagi? Ah, persetan! Saudara bisa mengira apa yang terdapat dalam hati saya. Saudara tahu apa yang ingin saya katakan pada saudara? Saya hanya butuh satu barang, saudara. Ya, benar-benar saya butuh pistol, saudara. Pistol. Saya akan bunuh mereka sekaligus. Kepala mereka cukup besar untuk menjaga agar peluru saya tidak meleset dari pelipisnya.

Nafasnya sudah kacau.

Kalau mayat-mayat itu sudah tergeletak di lantai, apakah saudara pikir saya akan membidikkan pistol itu ke kening saya? Oh, tidak! Dunia dan hidup tidak selebar daun kelor, saudara! Sebagai orang yang jujur dan jangan lupa saya adalah seorang ksatria dan sportif, maka tentu saja secara jantan saya akan menghadap dan menyerahkan diri pada pos polisi yang terdekat dan berkata dengan bangga dan herooik : “Pak saya telah menembak Pronocitra dan Roro Mendut.”

Tentu polisi itu akan tersenyum. Dan kagum campur haru. Dan bukan tidak mungkin ia akan memberi saya segelas teh. Dan baru setelah itu membawa saya ke dalam sebuah sel yang pengap.

Hari selanjutnya saya akan diperiksa. Ya, diperiksa. Lalu diadili. Ya, diadili. Saudara tahu apa yang hendak saya katakan pada hakim? Kepada hakim, kepada jaksa, kepada panitera dan kepada seluruh hadirin akan saya katakan bahwa mereka pengganggu masyarakat maka sudah sepatutnya dikirim ke neraka jahanam. Bukankah bumi ini bumi Indonesia yang ketentramannya harus dijaga oleh setiap warganya?

Saudara pasti tahu seperti saya pun tahu hakim yang botak itu akan berkata seraya menjatuhkan palunya : “Seumur hidup di Nusa Kambangan!”
Pikir saudara saya akan pingsan mendengar vonis semacam itu? Ooo, tidak saudara. Saya akan tetap percaya pada Tuhan. Tuhan lebih tahu daripada Hakim yang botak dan berkaca mata itu.

Lagi pula saya sudah siap untuk dibawa ke Nusa Kambangan. Di pulau itu saya hanya akan membutuhkan beberapa rim kertas dan pulpen. Ya, saudara. Saya akan menjadi pengarang. Saya akan menulis riwayat hidup saya dan proses pembunuhan itu yang sebenarnya, sehingga dunia akan sama membacanya. Saya yakin dunia akan mengerti letak soal yang sejati. Dunia akan menangis. Perempuan-perempuan akan meratap.

Dan seluruh warga bumi ini akan berkabung sebab telah berbuat salah menghukum seseorang yang tak bersalah. Juga saya yakin hakim itu akan mengelus-elus botaknya dan akan mengucurkan air matanya sebab menyesal dan niscaya dia akan membuang palunya ke luar. Itulah rancangan saya.

Saya sudah berketetapan hati. Saya sudah siap betul-betul sekarang. Siap dan nekad. Ooo, nanti dulu. Saya ingat sekarang. Saya belum punya pistol. Dimana saya bisa mendapatkannya? Inilah perasaan seorang pembunuh. Dendam dendam yang cukup padat seperti padatnya kertas petasan. Dahsyat letusannya. Saya ingat Sherlocks Holmes sekarang. Agatha Christi, Edgar Allan Poe. Sekarang saya insaf. Siapapun tidak boleh mencibirkan segenap pembunuh. Sebab saya kini percaya ada berbagai pembunuh di atas dunia ini. Dan yang ada di hadapan saudara, ini bukan pembunuh sembarang pembunuh. Jenis pembunuh ini adalah jenis pembunuh asmara.

Nah, saya telah mendapatkan judul karangan itu.
“Pembunuh Asmara” Lihatlah dunia telah berubah hanya dalam tempo beberapa anggukan kepala. Persetan! Dimana pistol itu dapat saya beli? Apakah saya harus terbang dulu ke Amerika, ke Dallas? Tentu saja tidak mungkin. Sebab itu berarti memberikan mereka waktu untuk melarikan diri sebelum kubekuk lehernya.

Oh, betapa marah saya. Darah seperti akan meledakan kepala saya. Betapa! Sampai-sampai saya ingin menyobek dada ini. Oh,...saya sekarang merasa bersahabat dengan Othello. Saudara tentu kenal dia, bukan? Dia adalah tokoh pencemburu dalam sebuah drama Shakespeare yang terkenal.
Othello. Dia bangsa Moor sedang saya bangsa Indonesia, namun sengsara dan senasib akibat kejahilan cantiknya anak cucu Hawa.
Telepon berdering! Seperti seekor harimau ia!
Itu dia.
Mengangkat pesawat telepon dengan kasar.

Hallo!!! Ya, disini Jazuli !! Kasir !! Ada apa?
Tiba-tiba berubah.
Oh,...maaf pak. Pak Sukandar, kepala saya. Maaf, pak. Saya kira isteri saya. Saya baru saja marah-marah...Ya, ya memang saya...Ya, ya.

Tertawa.

Ya, pak...
Batuk-batuk. Menyedot hidungnya.
Influenza... Ya, mudah-mudahan..Ya, pak....Ya.
Saudara, dengarlah. Dia mengharap saya besok masuk kantor untuk pemberesan keuangan....Ya?..Insya Allah, pak..Ada pegawai baru?..Siapa, pak? Istri saya, pak?

Tertawa.
Ya, pak...

Batuk-batuk dan menyedot hidungnya.

Ya, pak. Terima kasih. Terima kasih, pak. Besok.
Meletakan pesawat telepon.

Persetan! Saya yakin istri saya pasti kehabisan uang sekarang. Apakah saya mesti mengasihani dia? Tidak! Saya mesti membunuhnya.
Seakan menusukkan pisau.
Singa betina! Ya, sebaiknya dengan pisau saja, pisau.

Telepon berdering.

Persetan! Sekarang pasti dia.

Mengangkat telepon.

Kasir disini! Kasir PT Dwi Warna! Apa lagi! Jahanam! Ular betina yang telah menjadikan aku koruptor itu! Jangan bicara apa-apa! Tutup mulutmu! Mulutmu bau busuk! Aku bisa mati mendengar kata-katamu lewat telepon! Cari saja laki-laki lain yang hidungnya besar. Penggoda bah! Cari yang lain! Toch kau seorang petualang!

Meletakan pesawat telepon.

Jahanam! Apakah saya mesti membunuh tiga orang sekaligus dalam seketika? O, ya. Tadi saya sudah memikirkan pisau. Ya, pisaupun cukup untuk menghentikan jantung mereka berdenyut. (geram). Sayang sekali. Pengarang sandiwara ini bukan seorang pembunuh sehingga hambarlah cerita ini.

Tapi tak apa. Toch saya sudah cukup marah untuk membunuh mereka. Namun sebaiknya saya maki-maki dulu alisnya yang nista itu. Saya harus meneleponnya!

Mengangkat telepon.

Kemana saya harus menelepon? Tidak! (meletakan telepon)
Lebih baik saya rancangkan dulu secara masak-masak semuanya sekarang. Demi Allah, saudara mesti mengerti perasaan saya. Bilanglah pada isteri saudara-saudara : “Manis, jagalah perasaan suamimu, supaya jangan bernasib seperti Jazuli.”
Ya, memang saya adalah laki-laki yang malang. Tapi semuanya sudah terlanjur. Sayapun telah siap. Dengan menyesal sekali saya akan menjadi seorang pembunuh dalam sandiwara ini.

Seperti mendengar telepon berdering.

Hallo? Jazuli disini. Jazuli (sadar)
Saya kira berdering telepon tadi. Nah, saudara bisa melihat keadaan saya sekarang. Mata saya betul-betul gelap. Telinga saya betul-betul pekak. Saya tidak bisa lagi membedakan telepon itu berdering atau tidak. Artinya sudah cukup masak mental saya sebagai seorang pembunuh.

Tapi seorang pembunuh yang baik senantiasa merancangkan pekerjaan dengan baik pula seperti halnya seorang kasir yang baik. Mula-mula, nanti malam tentu, saya masuki halaman rumahnya. Saya berani mempertaruhkan separuh nyawa saya, pasti laki-laki itu ada disana. Dalam cahaya bulan yang diterangi kabut : ..Saya bayangkan begitulah suasananya.

Bulan berkabut, udara beku oleh dendam, sementara belati telah siap tersembunyi di pinggang dalam kemeja, saya ketok pintu serambinya.
Mereka pasti terkejut. Lebih-lebih mereka terkejut melihat pandangan mata saya yang dingin, pandangan mata seorang pembunuh.

Untuk beberapa saat akan saya pandangi saja mereka sehingga badan mereka bergetaran dan seketika menjadi tua karena ketakutan. Dan sebelum laki-laki itu sempat mengucapkan kalimatnya yang pertama, pisau telah tertancap di usarnya. Dan pasti isteri saya menjerit, tapi sebelum jerit itu cukup dapat memanggil tetangga-tetangga maka belati ini telah bersarang dalam perutnya. Tentu. Saya akan menarik nafas lega. Kalau mayat-mayat itu telah kaku terkapar di lantai, saya akan berkata : “Terpaksa. Jangan salahkan saya. Keadilan menuntut balas.”
Tiba-tiba pening di kepala.
Tapi kalau sekonyong-konyong muncul kedua anak saya? Ita dan Imam? Kalau mereka bertanya : “Pak, ibu kenapa pak? Pak, ibu pak?
Memukul-mukul kepalanya.
Tuhanku!

Duduk.

Dia melamun sekarang. Dua orang anaknya, Ita dan Imam, 5 dan 4 tahun menari-nari disekelilingnya. Di ruang tengah itu dengan sebuah nyanyian kanak-kanak : Bungaku.
Saudara-saudara bisa merasakan hal ini? Mereka sangat manisnya. Lihatlah. Saya tidak bisa lagi marah. Saya pun tak bisa lagi peduli pada apa saja selain kepada anak-anak yang manis itu. Saya tidak tahu lagi apakah isteri saya cantik apakah tidak. Saya tidak tahu lagi apakah laki-laki itu jahanam apakah tidak.

Saya hanya tahu anak-anak itu sangat manisnya. Betapa saya ingin melihat lagi bagaimana mereka tertawa. Tak ada yang lain mutlak harus dipertahankan kecuali anak-anak itu. Saudara-saudara mengerti maksud saya? Apakah hanya karena cemburu saya mesti merusak kembang-kembang yang telah bermekaran itu?

Balerina-balerina kecil itu menari bagai malaikat-malaikat kecil.
Semangat hidup yang sejati dan keberanian yang sejati timbul dalam diri begitu saya ingat Ita dan Imam anak-anak saya. Seakan mereka berkata : “Pak susulah ibu, pak. Pak, ke kantorlah, pak.”
Ya, Ita. Ya, Imam.
Malaikat-malaikat kecil itu gaib menjelma udara.

Saya harus pergi ke kantor. Akan saya katakan semuanya pada pak Sukandar. Saya akan mengganti uang itu setelah besok saya jual beberapa barang dalam rumah ini. Setelah semua beres saya akan mulai lagi hidup dengan tenang dan tawakal kepada Tuhan. Hari ini hari Jumat, di masjid setelah sembahyang saya akan minta ampun kepada Allah.
Saya tak mau tahu lagi apakah laki-laki Rahwana atau bukan. Saya tak mau tahu lagi apakah Sinta itu serong atau tidak. Saya tidak peduli. Tuhan ada dan laki-laki yang macam itu dan perempuan itu ada dalam hidup saya. Semuanya harus saya hadapi dengan arif, sebab kalau tidak Indonesia akan hancur berhubung saya menelantarkan anak-anak saya, Ita dan Imam.

Telepon berdering.

Jahanam! Kalau saudara mau percaya, inilah sundal itu. Setiap kali saya tengah berpikir begini, jahanam itu menelpon saya.
Telepon berdering lagi.
Jahanam! Inilah sundal itu sesudah uang kantor ludes, apakah ia mengharap rumah ini dijual.

Mengangkat pesawat telepon.

Ya, Misbach Jazuli

Tersirap darahnya.

Saudara, jantung saya berdebar seperti kala duduk di kursi pengantin. Demi Tuhan, tak salah ini adalah suara istri saya. Oh saya telah mencium bau bedaknya. Hutan mawar dan hutan anggrek. Ya, manis. Saya sendiri. Saya yakin dia pun sepikiran dengan saya. Saya akan mencoba menyingkap kenangan lama.
Hallo?..Tentu...Tentu. kenapa kau tidak menelepon tadi? Ya...ke kantor, bukan? Memang saya agak flu dan batuk-batuk.
(akan batuk tapi urung) ...Ya, manis. Kau ingat laut, pantai, pasir, tikar, kulit-kulit kacang..ah, indah sekali bukan?...Tentu...Tentu...He...?...Bagaimana?....Kawin? Kau?...Segera?

Lihatlah, niat baik selamanya tidak mudah segera terwujud. Apa?...Apa? Ha??? Saudara, gila perempuan itu. Apakah ini bukan suatu penghinaan? Dia mengharap agar nanti sore saya datang ke rumahnya untuk melihat apakah laki-laki calon suaminya itu cocok atau tidak baginya. Gila. Hmm, rupanya laki-laki yang dulu itu cuma iseng saja. Ya, tentu..bisa!

Meletakan pesawat dengan kasar.

Jahanam. Saudara tentu mampu merasakan apa yang saya rasakan. Beginilah, kalau pengarang sandiwara ini belum pernah mengalami peristiwa ini. Beginilah jadinya. Saya sendiri pun jadi bingung untuk mengakhiri cerita ini.
(tiba-tiba) Persetan pengarang itu! Jam berapa sekarang? Persetan semuanya! Yang penting saya akan ke kantor meski sudah siang. Dari kantor saya akan langsung ke masjid. Dari masjid langsung ke rumah mertua saya. Langsung saya boyong semuanya.
Anak-anak itu menanti saya. Persetan! Sampai ketemu. Selamat siang.
Melangkah seraya menyambar tasnya. Tiba-tiba berhenti. Setelah mengeluarkan sapu tangan, batuk-batuk dan menyedot hidungnya.
Saya influenza, bukan ?

SELESAI

puisi ws. Rendra

MENGHISAP SEBATANG LISONG

menghisap sebatang lisong
melihat Indonesia Raya
mendengar 130 juta rakyat
dan di langit
dua tiga cukung mengangkang
berak di atas kepala mereka

matahari terbit
fajar tiba
dan aku melihat delapan juta kanak - kanak
tanpa pendidikan

aku bertanya
tetapi pertanyaan - pertanyaanku
membentur meja kekuasaan yang macet
dan papantulis - papantulis para pendidik
yang terlepas dari persoalan kehidupan

delapan juta kanak - kanak
menghadapi satu jalan panjang
tanpa pilihan
tanpa pepohonan
tanpa dangau persinggahan
tanpa ada bayangan ujungnya
..........................

menghisap udara
yang disemprot deodorant
aku melihat sarjana - sarjana menganggur
berpeluh di jalan raya
aku melihat wanita bunting
antri uang pensiunan

dan di langit
para teknokrat berkata :

bahwa bangsa kita adalah malas
bahwa bangsa mesti dibangun
mesti di up-grade
disesuaikan dengan teknologi yang diimpor

gunung - gunung menjulang
langit pesta warna di dalam senjakala
dan aku melihat
protes - protes yang terpendam
terhimpit di bawah tilam

aku bertanya
tetapi pertanyaanku
membentur jidat penyair - penyair salon
yang bersajak tentang anggur dan rembulan
sementara ketidak adilan terjadi disampingnya
dan delapan juta kanak - kanak tanpa pendidikan
termangu - mangu di kaki dewi kesenian

bunga - bunga bangsa tahun depan
berkunang - kunang pandang matanya
di bawah iklan berlampu neon
berjuta - juta harapan ibu dan bapak
menjadi gemalau suara yang kacau
menjadi karang di bawah muka samodra
.................................

kita mesti berhenti membeli rumus - rumus asing
diktat - diktat hanya boleh memberi metode
tetapi kita sendiri mesti merumuskan keadaan
kita mesti keluar ke jalan raya
keluar ke desa - desa
mencatat sendiri semua gejala
dan menghayati persoalan yang nyata

inilah sajakku
pamplet masa darurat
apakah artinya kesenian
bila terpisah dari derita lingkungan
apakah artinya berpikir
bila terpisah dari masalah kehidupan
(itb bandung - 19 agustus 1978 )

RENUNGAN INDAH

Seringkali aku berkata,
Ketika semua orang memuji milikku
Bahwa sesungguhnya ini
hanyalah titipan
Bahwa mobilku hanyalah titipan-Nya
Bahwa rumahku hanyalah titipan-Nya
Bahwa hartaku hanyalah titipan-Nya
Bahwa putraku hanyalah titipan-Nya
Tetapi, mengapa aku tak pernah bertanya : mengapa Dia menitipkan padaku ???
Untuk apa Dia menitipkan ini padaku ???
Dan kalau bukan milikku, apa yang harus kulakukan untuk milik-Nya itu ???
Adakah aku memiliki hak atas sesuatu yang bukan milikku ?
Mengapa hatiku justru terasa berat, ketika titipan itu diminta kembali oleh-Nya ?
Ketika diminta kembali, kusebut itu sebagai musibah
Kusebut itu sebagai ujian, kusebut itu sebagai petaka
Kusebut itu sebagai panggilan apa saja untuk melukiskan kalau itu adalah derita
Ketika aku berdoa, kuminta titipan yang cocok dengan hawa nafsuku
Aku ingin lebih banyak harta, ingin lebih banyak mobil,
lebih banyak popularitas, dan
kutolak sakit, kutolak kemiskinan, seolah semua
"derita" adalah hukum bagiku
Seolah keadilan dan kasih-Nya harus berjalan seperti matematika :
aku rajin beribadah, maka selayaknyalah derita menjauh
dariku, dan nikmat dunia kerap menghampiriku.
Kuperlakukan Dia seolah mitra dagang, dan bukan kekasih
Kuminta Dia membalas "perlakuan baikku", dan menolak keputusan-Nya yang tak sesuai keinginanku
Gusti, padahal tiap hari kuucapkan, hidup dan matiku hanya untuk beribadah.
"Ketika langit dan bumi bersatu, bencana dan keberuntungan sama saja".....
Semoga bermanfaat..!!!


SAJAK SEORANG TUA DI BAWAH POHON

Inilah sajakku
seorang tua yang berdiri di bawah pohon meranggas
dengan kedua tangan kugendongt di belakang
dan rokok kretek yang padam di mulutku

aku memandang jaman
aku melihat gambaran ekonomi
di etalase toko yang penuh merk asing
dan jalan - jalan bobrok antar desa
yang tidak memungkinkan pergaulan
aku melihat penggarongan dan pembusukan
aku meludah di atas tanah

aku berdiri di muka kantor polisi
aku melihat wajah berdarah seorang demonstran
aku melihat kekerasan tanpa undang - undang
dan sebatang jalan panjang
penuh debu
penuh kucing - kucing liar
penuh anak - anak berkudis
penuh serdadu - serdadu yang jelek dan menakutkan

aku berjalan menempuh matahari
menyusuri jalan sejarah pembangunan
yang kotor dan penuh penipuan
aku mendengar orang berkata :

"HAK ASASI MANUSIA TIDAK SAMA DI MANA - MANA
DISINI, DEMI IKLIM PEMBANGUNAN YANG BAIK
KEMERDEKAAN BERPOLITIK HARUS DIBATASI
MENGATASI KEMISKINAN
MEMINTA PENGORBANAN SEDIKIT HAK ASASI"

astaga, tahi kerbo apa ini !!

Apa disangka kentut bisa mengganti rasa keadilan ?
Di negeri ini hak asasi dikurangi
justru untuk membela yang mapan dan kaya
buruh, tani, nelayan, wartawan dan mahasiswa
dibikin tidak berdaya

o, kepalsuan yang diberhalakan
berapa jauh akan bisa kau lawan kenyataan kehidupan

aku mendengar bising kendaraan
aku mendengar pengadilan sandiwara
aku mendengar warta berita
ada gerilya kota merajalela di eropa
seorang cukong bekas kaki tangan fasis
seorang yang gigih, melawan buruh
telah diculik dan dibunuh
oleh golongan orang - orang marah

aku menatap senjakala di pelabuhan
kakiku ngilu
dan rokok di mulutku padam lagi
aku melihat darah di langit
ya ! Ya !
Kekerasan mulai mempesona orang
yang kuasa serba menekan
yang marah mulai mengeluarkan senjata
bajingan dilawan secara bajingan
ya!
Inilah kini kemungkinan yang mulai menggoda orang
bila pengadilan tidak menindak bajingan resmi
maka bajingan jalanan yang akan mengadili
lalu apa kata nurani kemanusiaan ?
Siapakah yang menciptakan keadaan darurat ini ?
Apakah orang harus meneladan tingkah laku bajingan resmi ?
Bila tidak, kenapa bajingan resmi tidak ditindak ?
Apakah kata nurani kemanusiaan ?

O, senjakala yang menyala !
Singkat tapi menggetarkan hati !
Lalu sebentar lagi orang kan mencari bulan dan bintang - bintang !

O, gambaran - gambaran yang fana !
Kerna langit di badan tidak berhawa
dan langit di luar dilabur bias senjakala
maka nurani dibius tipudaya

ya ! Ya !
Akulah seorang tua !
Yang capek tapi belum menyerah pada mati
kini aku berdiri di perempatan jalan
aku merasa tubuhku sudah menjadi anjing
tetapi jiwaku mencoba menulis sajak
sebagai seorang manusia

( pejambon, 23 oktober 1977 )
HAI KAMU!!

Luka - luka di dalam lembaga
intaian keangkuhan kekerdilan jiwa
noda di dalam pergaulan antar manusia
duduk di dalam kemacetan angan - angan
aku berontak dengan memandang cakrawala

jari - jari waktu menggamitku
aku menyimak kepada arus kali
lagu margasatwa agak mereda
indahnya ketenangan turun di hatiku
lepas sudah himpitan - himpitan yang mengekangkU

( Jakarta, 29 Februari 1978 )

LAGU SERDADU

Kami masuk serdadu dan dapat senapang
ibu kami nangis tapi elang toh harus terbang
Yoho, darah kami campur arak!
Yoho, mimpi kami patung-patung dari perak
Nenek cerita pulau-pulau kita indah sekali
Wahai, tanah yang baik untuk mati
Dan kalau ku telentang dengan pelor timah
cukilah ia bagi puteraku di rumah
(Siasat No. 630, th. 13 Nopember 1959)
SAJAK KENALAN LAMAMU

Kini kita saling berpandangan saudara.
Ragu-ragu apa pula,
kita memang pernah berjumpa.
Sambil berdiri di ambang pintu kereta api,
tergencet oleh penumpang berjubel,
Dari Yogya ke Jakarta,
aku melihat kamu tidur di kolong bangku,
dengan alas kertas koran,
sambil memeluk satu anakmu,
sementara istrimu meneteki bayinya,
terbaring di sebelahmu.
Pernah pula kita satu truk,
duduk di atas kobis-kobis berbau sampah,
sambil meremasi tetek tengkulak sayur,
dan lalu sama-sama kaget,
ketika truk tiba-tiba terhenti
kerna distop oleh polisi,
yang menarik pungutan tidak resmi.
Ya, saudara, kita sudah sering berjumpa,
kerna sama-sama anak jalan raya.
…………………............
Hidup macam apa ini !
Orang-orang dipindah kesana ke mari.
Bukan dari tujuan ke tujuan.
Tapi dari keadaan ke keadaan yang tanpa perubahan.
………….............
Kini kita bersandingan, saudara.
Kamu kenal bau bajuku.
Jangan kamu ragu-ragu,
kita memang pernah bertemu.
Waktu itu hujan rinai.
Aku menarik sehelai plastik dari tong sampah
tepat pada waktu kamu juga menariknya.
Kita saling berpandangan.
Kamu menggendong anak kecil di punggungmu.
Aku membuka mulut,
hendak berkata sesuatu……
Tak sempat !
Lebih dulu tinjumu melayang ke daguku…..
Dalam pandangan mata berkunang-kunang,
aku melihat kamu
membawa helaian plastik itu
ke satu gubuk karton.
Kamu lapiskan ke atap gubugmu,
dan lalu kamu masuk dengan anakmu…..
Sebungkus nasi yang dicuri,
itulah santapan.
Kolong kios buku di terminal
itulah peraduan.
Ya, saudara-saudara, kita sama-sama kenal ini,
karena kita anak jadah bangsa yang mulia.
…………..........
Hidup macam apa hidup ini.
Di taman yang gelap orang menjual badan,
agar mulutnya tersumpal makan.
Di hotel yang mewah istri guru menjual badan
agar pantatnya diganjal sedan.
……...........
Duabelas pasang payudara gemerlapan,
bertatahkan intan permata di sekitar putingnya.
Dan di bawah semuanya,
celana dalam sutera warna kesumba.
Ya, saudara,
Kita sama-sama tertawa mengenang ini semua.
Ragu-ragu apa pula
kita memang pernah berjumpa.
Kita telah menyaksikan,
betapa para pembesar
menjilati selangkang wanita,
sambil kepalanya diguyur anggur.
Ya, kita sama-sama germo,
yang menjahitkan jas di Singapura
mencat rambut di pangkuan bintang film,
main golf, main mahyong,
dan makan kepiting saus tiram di restoran terhormat.
…….....
Hidup dalam khayalan,
hidup dalam kenyataan……
tak ada bedanya.
Kerna khayalan dinyatakan,
dan kenyataan dikhayalkan,
di dalam peradaban fatamorgana.
……….
Ayo, jangan lagi sangsi,
kamu kenal suara batukku.
Kamu lihat lagi gayaku meludah di trotoar.
Ya, memang aku. Temanmu dulu.
Kita telah sama-sama mencuri mobil ayahmu
bergiliran meniduri gula-gulanya,
dan mengintip ibumu main serong
dengan ajudan ayahmu.
Kita telah sama-sama beli morphin dari guru kita.
Menenggak valium yang disediakan oleh dokter untuk ibumu,
dan akhirnya menggeletak di emper tiko,
di samping kere di Malioboro.
Kita alami semua ini,
kerna kita putra-putra dewa di dalam masyarakat kita.
…..
Hidup melayang-layang.
Selangit,
melayang-layang.
Kekuasaan mendukung kita serupa ganja…..
meninggi…. Ke awan……
Peraturan dan hukuman,
kitalah yang empunya.
Kita tulis dengan keringat di ketiak,
di atas sol sepatu kita.
Kitalah gelandangan kaya,
yang perlu meyakinkan diri
dengan pembunuhan.
…........
Saudara-saudara, kita sekarang berjabatan.
Kini kita bertemu lagi.
Ya, jangan kamu ragu-ragu,
kita memang pernah bertemu.
Bukankah tadi telah kamu kenal
betapa derap langkahku ?

Kita dulu pernah menyetop lalu lintas,
membakari mobil-mobil,
melambaikan poster-poster,
dan berderap maju, berdemonstrasi.
Kita telah sama-sama merancang strategi
di panti pijit dan restoran.
Dengan arloji emas,
secara teliti kita susun jadwal waktu.
Bergadang, berunding di larut kelam,
sambil mendekap hostess di kelab malam.
Kerna begitulah gaya pemuda harapan bangsa.

Politik adalah cara merampok dunia.
Politk adalah cara menggulingkan kekuasaan,
untuk menikmati giliran berkuasa.
Politik adalah tangga naiknya tingkat kehidupan.
dari becak ke taksi, dari taksi ke sedan pribadi
lalu ke mobil sport, lalu : helikopter !
Politik adalah festival dan pekan olah raga.
Politik adalah wadah kegiatan kesenian.
Dan bila ada orang banyak bacot,
kita cap ia sok pahlawan.
…..........................
Dimanakah kunang-kunag di malam hari ?
Dimanakah trompah kayu di muka pintu ?
Di hari-hari yang berat,
aku cari kacamataku,
dan tidak ketemu.
……............

Ya, inilah aku ini !
Jangan lagi sangsi !
Inilah bau ketiakku.
Inilah suara batukku.
Kamu telah menjamahku,
jangan lagi kamu ragau.

Kita telah sama-sama berdiri di sini,
melihat bianglala berubah menjadi lidah-lidah api,
gunung yang kelabu membara,
kapal terbang pribadi di antara mega-mega meneteskan air mani
di putar blue-film di dalamnya.
…………………

Kekayaan melimpah.
Kemiskinan melimpah.
Darah melimpah.
Ludah menyembur dan melimpah.
Waktu melanda dan melimpah.
Lalu muncullah banjir suara.
Suara-suara di kolong meja.
Suara-suara di dalam lacu.
Suara-suara di dalam pici.
Dan akhirnya
dunia terbakar oleh tatawarna,
Warna-warna nilon dan plastik.
Warna-warna seribu warna.
Tidak luntur semuanya.
Ya, kita telah sama-sama menjadi saksi
dari suatu kejadian,
yang kita tidak tahu apa-apa,
namun lahir dari perbuatan kita.

Yogyakarta, 21 Juni 1977




PAMFLET CINTA

Ma, nyamperin matahari dari satu sisi.
Memandang wajahmu dari segenap jurusan.
Aku menyaksikan zaman berjalan kalangkabutan.
Aku melihat waktu melaju melanda masyarakatku.
Aku merindukan wajahmu,
dan aku melihat wajah-wajah berdarah para mahasiswa.
Kampus telah diserbu mobil berlapis baja.
Kata-kata telah dilawan dengan senjata.
Aku muak dengan gaya keamanan semacam ini.
Kenapa keamanan justru menciptakan ketakutan dan ketegangan
Sumber keamanan seharusnya hukum dan akal sehat.
Keamanan yang berdasarkan senjata dan kekuasaan adalah penindasan
Suatu malam aku mandi di lautan.
Sepi menjdai kaca.
Bunga-bunga yang ajaib bermekaran di langit.
Aku inginkan kamu, tapi kamu tidak ada.
Sepi menjadi kaca.
Apa yang bisa dilakukan oleh penyair
bila setiap kata telah dilawan dengan kekuasaan ?
Udara penuh rasa curiga.
Tegur sapa tanpa jaminan.
Air lautan berkilat-kilat.
Suara lautan adalah suara kesepian.
Dan lalu muncul wajahmu.
Kamu menjadi makna
Makna menjadi harapan.
……. Sebenarnya apakah harapan ?
Harapan adalah karena aku akan membelai rambutmu.
Harapan adalah karena aku akan tetap menulis sajak.
Harapan adalah karena aku akan melakukan sesuatu.
Aku tertawa, Ma !
Angin menyapu rambutku.
Aku terkenang kepada apa yang telah terjadi.
Sepuluh tahun aku berjalan tanpa tidur.
Pantatku karatan aku seret dari warung ke warung.
Perutku sobek di jalan raya yang lengang…….
Tidak. Aku tidak sedih dan kesepian.
Aku menulis sajak di bordes kereta api.
Aku bertualang di dalam udara yang berdebu.
Dengan berteman anjing-anjing geladak dan kucing-kucing liar,
aku bernyanyi menikmati hidup yang kelabu.
Lalu muncullah kamu,
nongol dari perut matahari bunting,
jam duabelas seperempat siang.
Aku terkesima.
Aku disergap kejadian tak terduga.
Rahmat turun bagai hujan
membuatku segar,
tapi juga menggigil bertanya-tanya.
Aku jadi bego, Ma !
Yaaah , Ma, mencintai kamu adalah bahagia dan sedih.
Bahagia karena mempunyai kamu di dalam kalbuku,
dan sedih karena kita sering berpisah.
Ketegangan menjadi pupuk cinta kita.
Tetapi bukankah kehidupan sendiri adalah bahagia dan sedih ?
Bahagia karena napas mengalir dan jantung berdetak.
Sedih karena pikiran diliputi bayang-bayang.
Adapun harapan adalah penghayatan akan ketegangan.
Ma, nyamperin matahari dari satu sisi,
memandang wajahmu dari segenap jurusan.

Pejambon, Jakarta, 28 April 1978


AKU TULIS PAMPLET INI

Aku tulis pamplet ini
karena lembaga pendapat umum
ditutupi jaring labah-labah
Orang-orang bicara dalam kasak-kusuk,
dan ungkapan diri ditekan
menjadi peng - iya - an
Apa yang terpegang hari ini
bisa luput besok pagi
Ketidakpastian merajalela.
Di luar kekuasaan kehidupan menjadi teka-teki
menjadi marabahaya
menjadi isi kebon binatang
Apabila kritik hanya boleh lewat saluran resmi,
maka hidup akan menjadi sayur tanpa garam
Lembaga pendapat umum tidak mengandung pertanyaan.
Tidak mengandung perdebatan
Dan akhirnya menjadi monopoli kekuasaan
Aku tulis pamplet ini
karena pamplet bukan tabu bagi penyair
Aku inginkan merpati pos.
Aku ingin memainkan bendera-bendera semaphore di tanganku
Aku ingin membuat isyarat asap kaum Indian.
Aku tidak melihat alasan
kenapa harus diam tertekan dan termangu.
Aku ingin secara wajar kita bertukar kabar.
Duduk berdebat menyatakan setuju dan tidak setuju.
Kenapa ketakutan menjadi tabir pikiran ?
Kekhawatiran telah mencemarkan kehidupan.
Ketegangan telah mengganti pergaulan pikiran yang merdeka.
Matahari menyinari airmata yang berderai menjadi api.
Rembulan memberi mimpi pada dendam.
Gelombang angin menyingkapkan keluh kesah
yang teronggok bagai sampah
Kegamangan. Kecurigaan.
Ketakutan.
Kelesuan.

Aku tulis pamplet ini
karena kawan dan lawan adalah saudara
Di dalam alam masih ada cahaya.
Matahari yang tenggelam diganti rembulan.
Lalu besok pagi pasti terbit kembali.
Dan di dalam air lumpur kehidupan,
aku melihat bagai terkaca :
ternyata kita, toh, manusia !
Pejambon Jakarta 27 April 1978


DO’A SEORANG SERDADU SEBELUM BERPERANG

Tuhanku,
WajahMu membayang di kota terbakar
dan firmanMu terguris di atas ribuan
kuburan yang dangkal
Anak menangis kehilangan bapa
Tanah sepi kehilangan lelakinya
Bukannya benih yang disebar di bumi subur ini
tapi bangkai dan wajah mati yang sia-sia
Apabila malam turun nanti
sempurnalah sudah warna dosa
dan mesiu kembali lagi bicara
Waktu itu, Tuhanku,
perkenankan aku membunuh
perkenankan aku menusukkan sangkurku
Malam dan wajahku
adalah satu warna
Dosa dan nafasku
adalah satu udara.
Tak ada lagi pilihan
kecuali menyadari
-biarpun bersama penyesalan-
Apa yang bisa diucapkan
oleh bibirku yang terjajah ?
Sementara kulihat kedua lengaMu yang capai
mendekap bumi yang mengkhianatiMu
Tuhanku
Erat-erat kugenggam senapanku
Perkenankan aku membunuh
Perkenankan aku menusukkan sangkurku

Mimbar Indonesia Th. XIV, No. 25 18 Juni 1960


NOTA BENE : AKU KANGEN

Lunglai - ganas karena bahagia dan sedih,
indah dan gigih cinta kita di dunia yang fana.
Nyawamu dan nyawaku dijodohkan langit,
dan anak kita akan lahir di cakrawala.
Ada pun mata kita akan terus bertatapan hingga berabad-abad lamanya.
Juwitaku yang cakap meskipun tanpa dandanan
untukmu hidupku terbuka.
Warna-warna kehidupan berpendar-pendar menakjubkan
Isyarat-isyarat getaran ajaib menggerakkan penaku.
Tanpa sekejap pun luput dari kenangan padamu
aku bergerak menulis pamplet, mempertahankan kehidupan.

Jakarta, Kotabumi, 24 Maret 1978
Potret Pembangunan dalam Puisi
SAJAK ANAK MUDA

Kita adalah angkatan gagap
yang diperanakkan oleh angkatan takabur.
Kita kurang pendidikan resmi
di dalam hal keadilan,
karena tidak diajarkan berpolitik,
dan tidak diajar dasar ilmu hukum
Kita melihat kabur pribadi orang,
karena tidak diajarkan kebatinan atau ilmu jiwa.
Kita tidak mengerti uraian pikiran lurus,
karena tidak diajar filsafat atau logika.
Apakah kita tidak dimaksud
untuk mengerti itu semua ?
Apakah kita hanya dipersiapkan
untuk menjadi alat saja ?
inilah gambaran rata-rata
pemuda tamatan SLA,
pemuda menjelang dewasa.
Dasar pendidikan kita adalah kepatuhan.
Bukan pertukaran pikiran.
Ilmu sekolah adalah ilmu hafalan,
dan bukan ilmu latihan menguraikan.
Dasar keadilan di dalam pergaulan,
serta pengetahuan akan kelakuan manusia,
sebagai kelompok atau sebagai pribadi,
tidak dianggap sebagai ilmu yang perlu dikaji dan diuji.
Kenyataan di dunia menjadi remang-remang.
Gejala-gejala yang muncul lalu lalang,
tidak bisa kita hubung-hubungkan.
Kita marah pada diri sendiri
Kita sebal terhadap masa depan.
Lalu akhirnya,
menikmati masa bodoh dan santai.
Di dalam kegagapan,
kita hanya bisa membeli dan memakai
tanpa bisa mencipta.
Kita tidak bisa memimpin,
tetapi hanya bisa berkuasa,
persis seperti bapak-bapak kita.
Pendidikan negeri ini berkiblat ke Barat.
Di sana anak-anak memang disiapkan
Untuk menjadi alat dari industri.
Dan industri mereka berjalan tanpa berhenti.
Tetapi kita dipersiapkan menjadi alat apa ?
Kita hanya menjadi alat birokrasi !
Dan birokrasi menjadi berlebihan
tanpa kegunaan -
menjadi benalu di dahan.
Gelap. Pandanganku gelap.
Pendidikan tidak memberi pencerahan.
Latihan-latihan tidak memberi pekerjaan
Gelap. Keluh kesahku gelap.
Orang yang hidup di dalam pengangguran.
Apakah yang terjadi di sekitarku ini ?
Karena tidak bisa kita tafsirkan,
lebih enak kita lari ke dalam puisi ganja.
Apakah artinya tanda-tanda yang rumit ini ?
Apakah ini ? Apakah ini ?
Ah, di dalam kemabukan,
wajah berdarah
akan terlihat sebagai bulan.
Mengapa harus kita terima hidup begini ?
Seseorang berhak diberi ijazah dokter,
dianggap sebagai orang terpelajar,
tanpa diuji pengetahuannya akan keadilan.
Dan bila ada ada tirani merajalela,
ia diam tidak bicara,
kerjanya cuma menyuntik saja.
Bagaimana ? Apakah kita akan terus diam saja.
Mahasiswa-mahasiswa ilmu hukum
dianggap sebagi bendera-bendera upacara,
sementara hukum dikhianati berulang kali.
Mahasiswa-mahasiswa ilmu ekonomi
dianggap bunga plastik,
sementara ada kebangkrutan dan banyak korupsi.
Kita berada di dalam pusaran tatawarna
yang ajaib dan tidak terbaca.
Kita berada di dalam penjara kabut yang memabukkan.
Tangan kita menggapai untuk mencari pegangan.
Dan bila luput,
kita memukul dan mencakar
ke arah udara
Kita adalah angkatan gagap.
Yang diperanakan oleh angkatan kurangajar.
Daya hidup telah diganti oleh nafsu.
Pencerahan telah diganti oleh pembatasan.
Kita adalah angkatan yang berbahaya.
Pejambon, Jakarta, 23 Juni 1977
Potret Pembangunan dalam Puisi






INILAH PUISI TERAKHIR RENDRA

Meski dalam keadaan sakit, WS Rendra tetap mencipta puisi. Dan inilah puisi terakhir Rendra dibuat saat diopname di RS Mitra Keluarga Depok pada 31 Juli 2009 (bukan di RS Harapan Kita seperti diberitakan sebelumnya).
Berikut isi lengkap puisi terakhirnya:

Aku lemas
Tapi berdaya
Aku tidak sambat rasa sakit
atau gatal
Aku pengin makan tajin
Aku tidak pernah sesak nafas
Tapi tubuhku tidak memuaskan
untuk punya posisi yang ideal dan wajar
Aku pengin membersihkan tubuhku
dari racun kimiawi
Aku ingin kembali pada jalan alam
Aku ingin meningkatkan pengabdian
kepada Allah
Tuhan, aku cinta padamu
Rendra, 31 July 2009